Corona di Indonesia
Dorong Gerakan Pencegahan Corona, Golkar Bali Desak Pemprov Pakai Dana Tanggap Darurat Rp 15 Miliar
Pasalnya, dengan adanya hal tersebut membuat pariwisata Bali menjadi lesu.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI, DENPASAR - Semakin merebaknya virus Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai Virus Corona menjadi kekhawatiran banyak pihak, termasuk Pemprov Bali.
Pasalnya, dengan adanya hal tersebut membuat pariwisata Bali menjadi lesu.
Padahal, Bali sangat mengandalkan sektor perekonomiannya dari Pariwisata.
Terkait hal tersebut, DPD I Golkar Bali juga ikut bersikap.
• Baru Keluar Setelah Jalani Hukuman Penjara 7 Tahun, Adnyana Kembali Jadi Kurir Narkoba
• Badung Siapkan Anggaran Penanggulangan Virus Corona dari Pos Penyakit Infeksi Emergency
Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry mendesak kepada Pemprov Balu untuk menggunakan Dana Tanggap Darurat yang nilainya Rp 15 Milyar.
Dana tersebut nantinya bisa digunakan untuk melakukan suatu gerakan pencegahan.
“Ada hal yang lebih penting dari faktor pendukung dan pendorong. Kami (Partai Golkar Bali) berharap, upaya untuk menangani dampak dari Corona ini adalah munculnya sebuah gerakan dari masyarakat itu sendiri,” katanya saat ditemui di Sekretariat DPD I Golkar Bali, Denpasar, Jumat (6/3/2020).
Menurutnya, kepercayaan terhadap Bali yang bebas virus corona sangat penting.
Hal ini diperlukan untuk menarik kunjungan wisatawan dan recovery pariwisata Bali.
Maka dari itu, pihaknya mendorong pemerintah untuk menggerakkan masyarakat dalam melakukan pencegahan.
“Walaupun kita dorong diadakan festival, tapi kalau keberanian orang tidak timbul untuk datang, maka sudah tentu itu akan sia-sia, “ tegasnya.
“Caranya masyarakat digerakkan. Semua masyarakat digerakkan untuk menimbulkan percaya diri dan percaya orang luar, “ imbuhnya.
Mengenai dana tanggap darurat, Wakil Ketua DPRD Bali menyatakan bahwa pemerintah bisa menggunakan untuk antisipasi dan memulai gerakan.
Misalnya membagikan masker dan antiseptik.
“Contohnya, gunakanlah dana tanggap darurat itu untuk antisipasi dan menggerakkan masyarakat. Semua pasar itu (misalnya) harus cuci tangan dan cek panas badan. Kemudian di sekolah-sekolah, kantor, Mall, hotel, apalagi Bandara, setiap tempat itu harus ada Hand Sanitazer. Dengan demikian, orang luar melihat ini sebuah gerakan, “ papar dia.
Gerakan pencegahan seperti itu bisa menjadi suatu kebiasaan positif dari masyarakat untuk hidup bersih. Di sisi lain, adanya dampak dari Virus Corona ini, bisa menjadi jeda untuk dilakukan pembenahan dan recovery sektor pariwisata di Bali.
“Dengan jeda seperti ini menjadikan sebuah gerakan,” jelasnya. (*)