Untuk Sosialisasi, Sampel Darah dan Beli APD, Dana Corona Awal di Badung Hanya Rp 76 Juta
Pemerintah Kabupaten Badung menyiapkan anggaran untuk penanggulangan Virus Corona.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BAL.COM, BADUNG - Pemerintah Kabupaten Badung menyiapkan anggaran untuk penanggulangan Virus Corona.
Namun anggaran itu tidak langsung atau spesifik khusus untuk Virus Covid-19, melainkan diambil dari anggaran Pos Penyakit Infeksi Emergency.
Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Badung, Anak Agung Alit Naya mengungkapkan, anggaran untuk penaggulangan penyakit menular tidak begitu besar.
Kata dia, anggaran tersebut hanya Rp 76 juta untuk promotif dan preventif.
“Besaran anggarannya mencapai Rp 76 juta. Kalau Virus Corona ini ini kan merupakan kasus baru dan belum terdeteksi ada yang terjangkit di Badung,” katanya, Jumat (6/3/2020).
• Band Bali Puisi Musik Tampil di Antida SoundGarden, Lagukan Puisi Untuk Gaet Penikmat Lebih Luas
• Pengemudi Ojol Suspect Virus Corona Kabur Saat Dikarantina, Ini Kronologinya
• Sempat Terkendala, Bus Sekolah Bantuan Kemenhub Mulai Beroperasi Antar-Jemput Siswa SMPN 1 Negara
Kata dia, besaran angaran itu juga dimanfaatkan sebagi dana sosialisasi termasuk belanja alat kerja seperti alat pelindung diri dan alat pengambilan sampel darah.
“Nanti kalau sudah masuk penanganan beda lagi, untuk pengobatan anggarannya ada di rumah sakit,” pungkasnya.
Kepala Bappeda Badung, Made Wira Dharmajaya mengatakan, untuk anggaran penyakit terinfeksi atau menular sudah disiapkan.
Namun untuk anggaran secara spesifik Virus Corona diakuinya memang tidak.
• BMW Astra Berikan Layanan Pembersihan Sirkulasi Udara Mobil Gratis
• Gara-Gara Virus Corona Harga Masker Mahal, Anies : Rp 350.000 Bisa Beli
• Pelindo III Cabang Benoa Enggan Berkomentar Soal Penundaan Kedatangan Kapal Viking Sun
“Pos anggaran tersebut bisa diambil nanti dari penaggulangan penyakit infeksi emergency,” ujarnya.
Ia mengatakan, anggaran tersebut sejatinya sudah diposkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
Kata dia, saat ini memang belum ada masyarakat Badung yang ditemukan positif Virus Corona.
Namun selaku perancang anggaran, Badung sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk pencegahan.
“Jadi kami bisa melakukan pencegahan secara maksimal karena sudah dibantu dengan anggaran, meski anggaran itu tidak diposkan secara spesifik untuk penganan Virus Corona,” ujarnya.
• Pelindo III Cabang Benoa Enggan Berkomentar Soal Penundaan Kedatangan Kapal Viking Sun
• Persita Tangerang Tahan Imbang PSM Makassar 1-1
Dinas Kesehatan Badung, Nyoman Gunarta mengakui anggaran tersebut tidak spesifik untuk penanggulangan Virus Corona.
“Yang jelas untuk penganggaran tentang corona tidak ada. Namun kami menganggarkan kesiapan menyangkut infeksi emerging secara umum,” jelas dia.
Masker dan Pariwisata
Di sisi lain, Sekda Badung, I Wayan Adi Arnawa menyayangkan fenomena pembelian masker yang berlebihan.
Kata dia, ini hanya akan menambah kecemasan dan kepanikan warga.
“Kami minta jangan berlebihan menggunakan masker. Kalau orang itu sehat tidak usah menggunakan masker,” ujar Adi Arnawa.
Penggunaan masker secara berlebihan akan sangat berpengaruh pada pariwisata Bali khususnya Badung.
“Kalau semua menggunakan masker, kesannya virus itu sudah menyebar luas di Bali. Wisatawan akan takut ke Bali sehingga pariwisata akan anjlok,” jelasnya.
PLN Beri Hotel Keringanan
Terkait merosotnya okupansi hotel, PLN Bali Timur mempersilakan hotel mengajukan cuti daya dan penurunan daya.
Manajer UP3 PLN Bali Timur, Edi Cahyono mengatakan, sejak beberapa hari ini, sejumlah hotel sudah menanyakan kebijakan pembayaran listrik.
“Yang bisa kami tawarkan saat ini, kalau penggunaan listriknya sedikit boleh cuti daya selama 12 bulan. Pilihan lain, bisa ajukan penurunan daya, nanti ketika kondisi sudah normal silahkan lakukan penaikan daya, saat naik daya ini biayanya ini dapat diskon 50 persen. Tapi ini khusus untuk listrik tegangan menengah,” tandasnya.
Dia mengatakan, sampai saat ini di Kabupaten Gianyar belum ada hotel yang mengajukan cuti daya atau penurunan daya.
“Beberapa hotel sudah menanyakan, tapi belum ada yang mengajukan cuti daya atau penurunan daya. Sambil menunggu (kebijakan) dari dirut, kami akan lakukan sosialisasi,” ujarnya. (*)