Jalan Ke TPA Temesi Rusak Parah, Timbulkan Antrean Panjang dan Sering Dikeluhkan Masyarakat
Hal tersebut dikarenakan truk yang akan membuang sampah atau balik dari membuang sampah terganjal jalan rusak.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Arus lalu lintas menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi, Gianyar padat, Rabu (12/3/2020).
Hal tersebut dikarenakan truk yang akan membuang sampah atau balik dari membuang sampah terganjal jalan rusak.
Perkumpulan sopir truk sampah desa se Kabupaten Gianyar mengatakan, kondisi ini hampir terjadi setiap hari, akibat jalan di kawasan TPA Temesi rusak parah, dengan lubang yang relatif dalam.
Kepada Tribun Bali, sejumlah supir mengungkapkan kondisi jalan rusak tak hanya menimbulkan kemacetan.
• Bali United Hadapi Ceres Negros, Fahmi Alayyubi: Kita Harus Mati-matian
• Pejabat Basarnas Temui Sekda Bali dan Manajamen Bandara, Ini yang Dibahas
• Peternak Babi Cemas, Penanganan Penyakit Diduga ASF di Badung Belum Jelas
Bahkan ada truk yang sampai terguling.
Karena itu, para sopir menyebutkan jalur TPA Temesi sebagai jalur 'neraka'.
"Kami sampai harus mempertaruhkan keselamatan karena jalan ini. Karena salah sedikit truk bisa terguling. Sudah ada yang mengalami, tapi untung hanya luka-luka. Kami juga mengalami kerugian, karena kadang ban pecah, dan bagian bawah truk ada yang patah," ujar sopir yang tak mau disebutkan identitasnya.
Para sopir menyebutkan kerusakan tersebut sudah terjadi sejak dua tahun lalu.
Dan perkumpulan supir truk sampah se Gianyar yang membuang sampah di TPA Temesi, sudah pernah menyampaikan kondisi ini ke pemerintah.
Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
"Sudah pernah disampaikan, tapi tidak ada respon," tandasnya.
Pihaknya berharap supaya kondisi ini segera ditangani. Sebab hal ini juga mengakibatkan sampah menumpuk di desa-desa.
Sebab karena kerusakan ini, mengakibatkan para sopir hanya bisa membuang sampah ke TPA Temesi sekali.
"Biasanya buang sampahnya dua kali sehari, tapi sekarang hanya sekali karena antriannya panjang. Ini juga menyebabkan kami sering dapat keluhan dari masyarakat, karena sampahnya tidak kami angkut. Tapi harus bagaimana lagi," ujarnya.
Para supir menyebutkan, jika hal ini terus berlanjut sampai bertahun-tahun, maka kondisi sampah di masyarakat tidak bisa diatasi.