Soal Penanganan Covid-19 di Bali, Dewan Desak Pemprov Stop Wisman, Koster Anggap Belum Perlu Isolasi

Penangan virus corona harus menimbang bagaimana solusi terbaik untuk Bali

Penulis: Ragil Armando | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
Sejumlah wisatawan mancanegara menggunakan masker saat mendarat di Bandara Ngurah Rai, Badung, Bali Jumat (31/1/2020). Soal Penanganan Covid-19 di Bali, Dewan Desak Pemprov Stop Wisman, Koster Anggap Belum Perlu Isolasi 

Pasien WNA ini memiliki kontak langsung paling intens dengan pasien kasus 25 Covid-19 yang telah meninggal.

Belum Perlu Isolasi

Meski sudah ada pasien WNA meninggal di Bali, dan kebanyakan pasien virus Corona adalah wisman, Gubernur Bali Wayan Koster menilai Pulau Dewata belum perlu untuk diisolasi atau menyetop kunjungan wisman.

Menurutnya, jika melihat situasi sekarang, Bali sudah mengelola para wisatawan dengan standar yang diterapkan oleh pemerintah pusat dan dengan pemeriksaan ketat.

“Sebenarnya kita siap (menghadapi Covid-19), belum waktunya kita ini misalnya terlalu keras di dalam melakukan kebijakan pembatasan isolasi dan sebagainya. Menurut saya belum perlu,” kata Koster didampingi Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) usai rapat paripurna di DPRD Bali, Jumat (13/3/2020).

Koster pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang karena pemerintah sedang bekerja memitigasi Covid-19 ini dengan baik sesuai dengan prosedur dan standar yang diterapkan oleh pemerintah pusat.

“Saya di Bali betul-betul konsen sekali. Pak Wagub, Pak Sekda sedang bekerja betul-betul maksimal sekarang ini day to day memikirkan itu. Fokus sekarang adalah bagaimana mengelola masalah ini dengan baik,” tandasnya.

Sementara Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali I Dewa Made Indra mengatakan, bisa saja isolasi masuk dalam rencana operasi Satgas.

“Itulah bagian dari rencana operasi kita,” tuturnya usai melakukan rapat dengan tim satgas di Gedung Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali.

Namun menurutnya, rencana operasi secara lebih detail belum bisa diungkapkan saat ini.

Namun yang pasti kebijakan isolasi itu mempunyai risiko dan semua risiko itu harus dihitung dengan baik sekaligus mitigasinya.

“Jadi kalau melakukan itu, maka tindakan-tindakan baik untuk mengurangi risikonya pasti sudah kita hitung,” kata dia.

Adapun pelaku pariwisata menyerahkan sepenuhnya keputusan terkait penyetopan wisman ini kepada pemerintah.

Namun dipastikan pembatasan turis asing akan berpengaruh pada industri pariwisata di Bali.

“Kalau menurut saya, perlu dipikirkan matang dengan berbagai petimbangan untuk mengambil keputusan itu. Namun apabila setop kedatangan turis menjadi solusi satu-satunya, kita siap menerima. Sebab mungkin pilihannya bisnis atau nyawa, tentu nyawa yang diutamakan,” kata Wakil Ketua Umum I IHGMA I Made Ramia Adnyana, kemarin.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved