Wiki Bali

WIKI BALI - Sejarah Asal Usul Desa Sidakarya Denpasar

Desa Sidakarya merupakan bagian dari Kecamatan Denpasar Selatan, berikut ini asal usul Desa Sidakarya

Penulis: Noviana Windri | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Noviana Windri
WIKI BALI - Sejarah Asal Usul Desa Sidakarya Denpasar 

WIKI BALI - Sejarah Asal Usul Desa Sidakarya Denpasar

Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Desa Sidakarya merupakan bagian dari Kecamatan Denpasar Selatan, wilayah Kota Denpasar bagian selatan.

Desa Sidakarya memiliki luas wilayah 398 hektare.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 14.945 jiwa dengan rincian 7588 laki-laki dan 7357 perempuan.

Desa Sidakarya saat ini memiliki 12 dusun dan 5 banjar pakraman.

Di Desa Sidakarya terdapat beberapa tempat beribadah diantaranya yaitu 22 buah pura, 4 musala, dan 2 gereja Kristen Protestan.

VISI

Terwujudnya Sidakarya Bersemi, Berbudaya, Sejahtera ,Maju, Inovatif

MISI

  1. Melanjutkn Program-Program Yang Telah Dilaksanakan Pemerintah Desa Sidakaryaperiode Yang Lalu Sebagaimana Tercantum Dalam Dokumen Rpjm Desa Sidakarya 
  2. Menciptakan Kondisi Masyarakat Desa Yang Tertib Dan Rukun Dalam Kehidupan Bermasyarakat Yang Berpegang Teguh Pada Prinsip "Duduk Sama Rendah Berdiri Sama Tinggi"
  3. Pengoptimalisasi Penyelenggaraan Pemerintah Desa Meliputi A.Peyelenggaraan Pemerintah Desa Yang Transparan Dan Bisa Dipertanggungjawabkan
  4. Pelayanan Prima Untuk Masyarakat Desa Sidakarya (Cepat, Tepat,Benar)

SEJARAH

Asal usul Desa Sidakarya yang berkembang di kalangan masyarakat Sidakarya adalah berdasarkan bukti tertulis yaitu lontar Sidakarya.

Dalam lontar tersebut dikatakan bahwa pada masa Pemerintahan Sri Dalem Waturenggong (tahun 1480 dampai dengan 1550) yang berkedudukan di Gelgel Klungkung, bermaksud mengadakan upacara nangluk merana di Pura Besakih dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umatnya di bidang pertanian, perkebunan dan lain-lain.

Namun menjelang pelaksanaan upacara Nangluk Merana, terjadilah musibah yang menimpa masyarakat se-Bali dengan terjangkitnya wabah penyakit, serta pertanian tidak berhasil (gagal panen), sehingga masyarakat mengalami kelaparan dan terserang berbagai penyakit.

Atas petunjuk Ida SangHyang Widhi Wasa, dalam semedinya Raja memerintahkan patihnya untuk mencari Brahmana Keling yang pernah diusirnya dengan persyaratan akan diakui sebagai saudara apabila Sang Brahmana mampu menghilangkan wabah yang menyerang masyarakat Bali.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved