Misi Kemanusiaan Akademisi & Mahasiswa Unud, Garap Ribuan Liter Hand Sanitizer di Sela Tugas Lain
Di ruang seluas sekira 25 meter persegi itu terdapat berbagi macam alat lab yang dipergunakan untuk memproduksi hand sanitizer yang hasilnya akan
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG – Masyarakat Indonesia kini berbondong-bondong menyatukan misi kemanusiannya demi saling membantu dalam penanggulangan wabah virus corona atau covid-19, mulai dari petugas medis, pemerintah, akademisi hingga masyarakat arus bawah.
Seperti yang dilakukan oleh dosen, laboran, dan mahasiswa Kampus Universitas Udayana Bali yang berjumlah 13 orang, bukan mereka tak patuh akan Work From Home (WFH), namun kegiatan kemanusiaan yang dijalankan dengan membuat hand sanitizer ini harus dikerjakan di Laboatorium Forensik Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) kampus setempat.
Setiap petugas menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) keamanan dengan memakai masker dan sarung tangan.
Mereka menyempatkan waktu di sela pekerjaan dan tugas pokok lain, seperti mengajar kelas online, termasuk tiga mahasiswa semester akhir yang secara sukarela memilih bergabung dalam misi kemanusiaan ini.
• Dampak Covid-19, LTMPT Putuskan UTBK-SBMPTN Tahun 2020 Hanya Sekali
• Lelang Jersey Juara Liga I Indonesia 2019, Spaso: Ini Jersey Saat Saya Cetak Gol Pertama
• Disetujui Menkes, Jakarta Akan Terapkan Status Pembatasan Sosial Berskala Besar, Ini Alasannya
Di ruang seluas sekira 25 meter persegi itu terdapat berbagi macam alat lab yang dipergunakan untuk memproduksi hand sanitizer yang hasilnya akan dibagikan secara gratis untuk masyarakat, hasil kerjasama Unud dengan Kepolisian Daerah Bali.
Setiap orang tampak memiliki tugas dan perannya masing-masing, Gustu yang merupakan alumni Unud kini mengabdikan diri menjadi laboran ini terlihat mengerjakan pada bagian destilator, sebuah alat untuk destilasi alkohol murni yang terkandung dalam arak untuk dipisahkan dengan air dan gula.
“Dari 10 liter arak kita bisa dapat 2,5 liter alkohol untuk bahan pembuatan hand sanitizer,” beber Gustu kepada Tribun Bali di Lab setempat, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali, Selasa (7/4/2020).
Gustu menjelaskan, dalam sebuah alat destilator buatan Negara Jerman terdapat sebuah labu alas bulat berukuran 20 liter dan 3 kondensor.
“Ada labu alas bulat 20 liter untuk menampung 10 liter arak untuk dididihkan dalam suhu 60 derajat celcius, dan ada 3 kondensor pertama untuk mendinginkan supaya menjadi embun, kedua menjaga alkohol supaya tidak menguap dan ketiga kondensor safety untuk keamanan supaya zat alkohol cair tidak keluar ruangan, ditampung dalam sebuah jiriken,” beber dia.
• Spesialis Seksologi Indonesia Dokter Naek L Tobing Meninggal karena Covid-19, Begini Riwayatnya
• Gerbong PHK Rambah Managemen Bali United, Ngurah Wirya Darma: Mohon Maaf Jika Banyak Kekurangan
• Ikuti Arahan Pusat, Pemprov Kini Wajibkan Masyarakat Bali Pakai Masker agar Tak Tertular Covid-19
Sementara itu, di meja lain, terlihat dosen, laboran dan mahasiswa sibuk meracik dan meramu kandungan lain, seperti surfactan, pappermint oil, minyak cengkeh, dan Povidon-iodin (betadine) yang telah diukur takarannya masing-masing menggunakan gelas ukur lalu dijadikan satu dalam sebuah wadah toples plastik bening berukuran medium untuk ditambahkan akuades dan diaduk sampai rata sebagai step akhir.
“Proses pengkombinasian tidak memakan waktu lama, hanya proses destilasi yang membutuhkan waktu dua jam setiap pengerjaannya,” beber Dosen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unud, Ni Kadek Warditiyani
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Prodi Farmasi FMIPA Unud, Dewa Ayu Swastini mengaku sangat antusias dalam mengambil bagian dari misi kemanusiaan melawan Covid-19 ini bekerjasama dengan Polda Bali.
Selanjutnya, ribuan liter hand sanitizer yang dihasilkan dibagikan gratis kepada masyarakat oleh anggoota kepolisian di seluruh wilayah Bali.
Hand sanitizer kini dibutuhkan banyak masyarakat untuk menjaga kebersihan tangan dari bakteri dan virus penyebab penyakit.
“Doing small thing, for Humanity,” ungkap dia. (*)