Pameran Online Pertama Gamasera Undiksha di Tengah Pandemi Corona, Apa Saja Keistimewaannya?

Gamasera Undiksha menggelar 'Pameran Online: Aksi Artsi dari Rumah' di Instagram

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Irma Budiarti
Instagram @gamaseraundiksha
Karya Nana Partha Wijaya berjudul Pandemi yang dipamerkan dalam 'Pameran Online: Aksi Artsi dari Rumah' di akun Instagram @gamaseraundiksha. Pameran Online Pertama Gamasera Undiksha di Tengah Pandemi Corona, Apa Saja Keistimewaannya? 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Apabila biasanya pameran digelar di sebuah galeri atau ruang kreatif lainnya, beda halnya dengan pameran yang dilaksanakan Gamasera Undiksha ini.

Awal bulan April 2020 ini, Gamasera Undiksha menghadirkan pameran unik yang digelar melalui platform online, yakni Instagram.

'Pameran Online: Aksi Artsi dari Rumah' ini inisiatif mahasiswa program studi pendidikan seni rupa (Gamasera) Undiksha dari berbagai angkatan, dan diikuti mahasiswa aktif, alumni hingga dosen.

Penulis dalam pameran ini, Vincent Chandra menyebutkan, pameran online ini mulai digelar tanggal 6 April 2020 lalu.

Menurutnya, pameran ini diadakan dengan mekanisme open call dan dipamerkan secara online melalui platform sosial media Instagram.

Pameran ini disajikan secara apik melalui akun instagram @gamaseraundiksha.

"Bagaimana para perupa mencoba berpartisipasi atau berkontribusi sama pandemi ini. Sama seperti yang kami canangkan di awal, bahwa diam di rumah bukan berarti tidak produktif. Pandemi juga bukan halangan untuk berkarya," jelasnya ketika menuturkan arti di balik nama pameran ini.

Menurutnya, para peserta pameran yang tergabung dalam kelompok Gamasera memandang kondisi hari ini adalah momen yang tepat untuk melihat ke dalam diri, menyelidiki sampai dimana batas-batas spirit mereka telah sampai.

Melalui momen ini pula mereka berusaha merawat spirit berkesenian bersama-sama, meskipun harus saling menjaga jarak dengan sesama rekannya.

Karya-karya dalam pameran online ini hampir semuanya memakai fenomena pandemi Corona sebagai titik berangkat dalam berkarya.

Fenomena selama pandemi yang terbaca, seperti kepanikan dan ketakutan masyarakat, kerusakan lingkungan akibat konsumsi masker yang kurang bijak, semangat juang, rasa rindu, hingga harapan tentang hari esok, dihadirkan para peserta pameran secara sederhana lewat simbol dan ikon-ikon yang kontekstual atau tidak berjarak dengan apresian.

Beberapa peserta pameran juga turut memanfaatkan teknologi digital yang masih tergolong media baru sebagai pilihan media berkarya.

Ada yang menilai media digital memberi efektivitas dalam berkarya, ada juga yang menilai media digital membantu menyelesaikan persoalan alat dan bahan yang sulit didapatkan selama pandemi ini.

Sebagian lagi memilih lebih nyaman menggunakan media konvensional seperti kertas, graphite, pensil warna, cat air, cat minyak, dan sebagainya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved