Gas Metana Terus Keluar dari Sampah, Eks TPA Sente Klungkung Kembali Terbakar
Eks TPA Sente di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali, Selasa (21/4/2020) kembali terbakar. Pemadaman berlangsung sulit karena gas metana
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Asap pekat masih tampak mengepul di Eks TPA Sente di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali, Selasa (21/4/2020).
Sekira pukul 08.00 Wita, sejumlah petugas damkar berjibaku memadamkan api yang membakar sampah menggunung di Eks TPA Sente.
"Jam 8 pagi kami turunkan personel untuk padamkan api di Eks TPA Sente. Tiga tangki habis untuk padamkan api," ujar Kasatpol PP dan Damkar Klungkung, I Putu Suarta, Selasa (21/4/2020).
Menurutnya proses pemadaman berlangsung sulit, karena gas metana dari gunungan sampah itu terus keluar.
• STMIK Primakara Hadirkan Webinar Gratis untuk Temani Generasi Milenial Belajar dari Rumah
• Kasus Covid-19 Turun, Italia Umumkan Rencana Pelonggaran Lockdown secara Bertahap
• Mulai Syuting Agustus, Gong Yoo Dikabarkan Akan Bintangi Drama Netflix Ocean of Silence
Hal ini menyebabkan api susah dipadamkam.
Sampah yang menggunung itupun terus terbakar dan mengeluarkan asap pekat.
"Kebakaran sampah itu Eks TPA Sente memang harus terus disiram, karena gas metan terus keluar. Apalagi keadaanya yang panas dan kering seperti saat ini," jelasnya.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, agar terus menyiram sampah tersebut hingga kebakaran sampah tidak meluas.
Sementara Kadis Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung AA Kirana mengungkapkan, pihaknya sejak bulan Januari sudah memasang 7 pipa besi untuk menangkap gas metan dari sampah di TPA Sente.
Hanya saja upaya itu belum maksimal.
Sehingga gas metana masih keluar dari dalam sampah, dan menyebabkan kabakaran.
"Kami uji coba pasang 7 pipa saat itu, tapi belum efektif. Mungkin sekitar 20 pipa baru cukup untuk menangkap gas metana itu," ujar AA Kirana.
Ia pun tidak menampik saat ini sampah kembali menggunung di Eks TPA Sente.
Walaupun TPA itu sudah ditutup sejak akhir tahun 2017 lalu.
Padahal lokasi itu saat ini hanya dimaksimalkan untuk membuat pupuk organik.
"Masih banyak desa yang belum mampu mengolah sampahnya dan diam-diam membuang sampah mereka ke Eks TPA Sente. Ini harus jadi perhatian bersama, karena sudah jelas dari peraturan gubernur jika setiap desa memiliki kwajiban untuk mengelola sampahnya sendiri," tegas Kirana. (*).