Awas, Kecemasan dan Ketakutan Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan

Ketakutan dan kecemasan adalah mekanisme bertahan hidup, Kedua rasa itu hanya menimbulkan masalah jika mereka mengendalikan hidup kita

Gambar oleh Phan Minh Cuong An dari Pixabay
Foto ilustrasi wanita yang sedang cemas dan khawatir 

Anan mengatakan, menerima emosi kita, dan menyadari bahwa ketakutan dan kecemasan adalah respons normal adalah langkah sehat dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan.

"Biarkan diri duduk sejenak dengan apa yang kamu rasakan, dan menilai reaksi mana yang menguntungkan dan mana yang dapat menghalangi langkahmu,” ujar dia.

Menurut Anan, ketakutan dan kecemasan adalah mekanisme bertahan hidup yang tidak selalu negatif.

Kedua rasa itu hanya menimbulkan masalah jika mereka mengendalikan hidup kita atau menghalangi kita untuk mencapai tujuan kita.

Dia menjelaskan, cara terbaik untuk melepaskan diri dari respons rasa takut adalah dengan memerangi rasa takut itu dengan fakta.

Lalu, kita pun bisa berusaha membedakan antara hal-hal yang dapat kita kontrol atau ubah, dan yang tidak bisa kita kontrol.

Lembaga kesehatan dunia PBB, WHO mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi kebugaran fisik, mental, dan sosial yang lengkap, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.

“Waspadai tindakan pencegahan yang diperlukan. Kenakan masker dan sarung tangan saat pergi ke tempat umum, jaga jarak yang tepat dari orang lain, cuci tanganmu."

"Dan ingatkan dirimu bahwa kamu dapat pulih dari penyakit itu dan bila mengidapnya, bukan berarti kamu akan memilikinya seumur hidup,” cetus dia lagi.

Majed Khattab, Psikiatri di Komisi Spesialisasi Kesehatan Arab Saudi, mengatakan, hubungan antara pikiran dan tubuh bersifat timbal balik.

Di mana keadaan pikiran memengaruhi tubuh fisik sebanyak tubuh memengaruhi pikiran.

"Ketakutan adalah emosi normal yang terkadang bermanfaat dalam mempersiapkan tubuh untuk bereaksi dengan cara yang tepat," katanya.

"Tapi apa yang memiliki dampak negatif yang jelas pada kita adalah rasa takut yang berlebihan, yang biasanya merupakan hasil dari ketidaksesuaian antara masa depan yang diantisipasi, dan ancaman yang dipikirkan,” ungkap dia.

Keadaan ketakutan yang terus-menerus mengaktifkan respons melawan atau menghindar, dalam tubuh manusia, yang menempatkan tingkat stres yang tinggi pada tubuh.

Hal ini dapat membuat tubuh merasa lelah dengan berbagai cara, termasuk melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan dengan demikian membuat tubuh justru lebih rentan terhadap penyakit.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved