Corona di Bali
Terkait Kebijakan New Normal, Bupati Eka: Saya Tidak Mau Pertaruhkan Masyarakat Saya
Terkait Kebijakan New Normal, Bupati Eka: Saya Tidak Mau Pertaruhkan Masyarakat Saya
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti hingga saat ini belum berani menjamin menerapkan kebijakan New Normal dalam waktu dekat ini.
Sebab, kebijakan tersebut harus melihat data kasus yang terjadi di suatu wilayah dan jangan sampai terjadi transmisi lokal nantinya.
"Artinya begini, Kita ini kan sedang fokus menata Tabanan dulu. Semoga setelah lebaran ini tidak ada lagi penambahan kasus baru, kemudian PMI juga taat, bisa isolasi mandiri dengan baik.
• Pemasang Patung Nyi Roro Kidul di Pantai Water Blow Nusa Dua Mengaku Dapat Pawisik ini
Dan kembali lagi jika setelah dinyatakan negatif tetap menjaga imun tubuh dan menjaga kesehatan, olahraga, dan minum vitamin. Intinya tetap menjaga protap kesehatan dengan baik dan masyarakat tetap berkomitmen," kata Eka Wiryastuti, Selasa (26/5/2020).
Menurutnya, jika akan menerapkan sesuai kembali ke yang normal, seluruh elemen harus bisa memproteksi diri dan saling menciptakan keadaan normal bersama-sama.
"Jangan hanya pemerintah saja, karena pemerintah bisa berjalan jika didukung masyarakatnya semua.
Saya yakin, masyarakat Tabanan luar biasa, proaktif, bisa menjaga kesehatan, dan nantinya bisa menghadapi hal terbaik untuk bisa meningkatkan pertumbuhan dan kehidupan ekonomi seperti biasa," ucapnya.
• Dapat Asimilasi COVID-19, Rudolf Didor Karena Nekat Maling Lagi
Disinggung mengenai persiapan kebijakan New Normal misalnya dibukanya Daerah Tujuan Wisata (DTW), Bupati Eka mengatakan sudah mempersiapkan dengan protap.
Namun dirinya mengakui masih belum melihat alasan yang jelas atau pasti terkait hal tersebut khususnya di Tabanan.
"Saya belum melihat alasan yang jelas dan pasti. Kalau kita membuka sesuatu tapi akan membahayakan kita untuk apa? Buat kita, kita bertahan dulu.
Benarkah mereka (masyarakat) tak terkontaminasi dengan mereka yang datang dari luar," tanyanya.
"Ini kan masih terjadi pandemi, artinya masih ada positif dan sudah negatif. Jangan kita berpikir kita biar punya uang, udah kita buka saja? Tidak. Saya tidak mau mempertaruhkan masyarakat saya," tegasnya.
Dia juga menegaskan, tak ada yang menjamin seseorang yang datang ke Bali khususnya Tabanan adalah negatif. Sebab, masih banyak OTG dan ODP yang datang ke Bali.
"Jangan sampai semua buka, nanti Bali semua akan kena. Kita harus berpikir hal yang paling berbahaya itu apa ? Jaminan kesehatan dan sterilisasi wisatawan yang datang itu apa? Saya ingin jaminan itu dulu," tegasnya lagi.
"Jadi data gugus menjadi patokan. Dan jangan sampai terjadi tranmisi lokal, jika sudah terjadi penyebarannya tak bisa dikendalikan.
Apalagi terkait tim medis yang menangani harus kuat, jika jumlah sudah banyak dan tim medis tidak kuat lalu bagaimana?
Intinya kita perlu pemikiran yang hati-hati sekali terkait penerimaan kedatangan dari luar seperti wisatawan salah satunya harus disterilisasi betul," tandasnya.(mpa)