Citizen Journalism
Hobi Jadi Bisnis, Dari Pandemi Menuju Adaptasi
pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) muncul begitu tiba-tiba dan menghantam keberlangsungan seluruh sektor kehidupan masyarakat
“Akibat menurunnya ekspor dan investasi tersebut, lapangan kerja mulai sedikit dan masyarakat tidak mempunyai pekerjaan terlebih dengan solusi jangka pendek dengan pengurangan produksi dan PHK membuat pendapatan masyarakat dan konsumsi juga menurun” tambahnya.
Berusaha beradaptasi di tengah pandemi. Ayu Puspita mulai mencoba memasarkan kerajinan tangannya melalui media sosial.
“Beberapa macam produk craft yang sudah aku buat di-upload di Instagram dari akun Instagram baru, khusus untuk bisnis kecil aku,” ungkapnya dengan semangat.
Bermodalkan teknik marketing yang pernah dipelajari selama menempuh bangku kuliah melancarkan niatnya.
“Pertamanya ngerasa kurang yakin, karena banyak yang harus dipikirin dari mulai nentuin modal, stok barang, sampai pengirimannya, karena aku memulainya sendiri jadi apa-apa harus dipikirin dan dikerjain sendiri. Nah, pas bisnisnya mulai, akhirnya ada orderan pertama dari dm (direct message -red) Instagram terus beberapa harinya ada lagi yang tertarik, senang banget rasanya dan mulai berkurang rasa kurang yakin itu,” ungkapnya sembari tersenyum.
Perasaan serupa pun dialami Nanda saat memulai bisnis bibit tanamannya.
“Jujur saja, awal jualan sempat berpikir gak bakal ada yang tertarik membelinya, tetapi karena aku coba promosiin lewat WhatsApp Group ternyata ada yang tertarik,” ungkapnya.
Dengan semangatnya Nanda selalu berusaha untuk menawarkan bibit tanamannya yang akhirnya mampu menemukan pembelinya.
“Bibit sayur yang aku jual hanya Rp.1000/bibit ini masih tergolong wajar di kantong teman-teman aku, mulanya jual dari bibit sayur hijau,tomat, dan terong. Lalu karena murah dan gampang tanamnya akhirnya pesanan selalu ada tiap harinya, dari sana mulai berani deh jual bibit bumbu agar stok bibit beragam,” tambahnya bahagia.
Siapa sangka, disaat terhimpit mereka berdua mampu berusaha. Hobi lama pun dapat menjadi sebuah bisnis. Sudah seharusnya semua mampu beradaptasi di tengah pandemi dengan melihat peluang yang ada.
“Intinya jangan pernah putus asa di saat tersulit,” ucap Ayu. “
Manfaatkan kondisi, karena semua masalah pasti ada peluang,” tambah Nanda.
Menurut Gede Wardana, beberapa alternatif baru sudah seharusnya diperlukan di saat seperti ini.
“Solusinya Back to Nature (Kembali ke alam- red), seperti berternak dan berkebun memanfaatkan lahan yang ada agar lebih produktif. Selain itu dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sederhana dan mengubah mindset (pola pikir -red,” tuturnya. Salah satu pesan yang menjadi pengingat,
“Kemiskinan moral lebih berbahaya daripada kemiskinan material,” tutup Gede Wardana.(*)