Ekonomi Tumbuh 2,9 Persen Saat Pandemi Covid-19, Politisi Gerindra Sebut Tim Ekonomi Jokowi Pahlawan
"Tim ekonomi Presiden Joko Widodo harus kita kasih penghargaan dan merupakan pejuang dan pahlawan bagi masyarakat."
TRIBUN-BALI.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan tim ekonomi Presiden Joko Widodo patut mendapat pujian, bahkan layak disebut sebagai pahlawan masyarakat.
Pujian ini menurut Arief Poyuono tak berlebihan.
Di tengah pandemi Covid-19 dan pemberlakuan PSBB di kota-kota besar, yang tentunya berdampak pada perekonomian nasional, katanya, ternyata perekonomian nasional dapat tumbuh di kisaran 2,9 persen.
"Tim ekonomi Presiden Joko Widodo harus kita kasih penghargaan dan merupakan pejuang dan pahlawan bagi masyarakat."
• Lima Perwira Polres Bangli Peroleh Promosi Jabatan, Ini Datanya
• Tak Disangka, Ini Sejumlah Manfaat Kunyit untuk Kesehatan
• Peredaran Narkoba di Bali Selama Pandemi Covid-19 Semakin Tinggi, Jalur Laut Jadi Perhatian
"Dengan adanya PSBB, ternyata perekonomian nasional masih tumbuh di kisaran 2,9 persen," jelas Arief kepada Tribun, Jumat (5/6/2020).
Arief juga membahas perubahan postur APBN di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, perubahan postur terjadi karena Jokowi menyoroti semakin lebarnya defisit atau tekor APBN yang kembali bertambah akibat program penanganan wabah Covid-19.
Hal itu, lanjutnya, disinggung Jokowi saat membuka rapat terbatas khusus untuk membahas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara virtual, Rabu (3/6/2020).
"Terkait perubahan postur APBN Tahun 2020, Presiden Joko Widodo mendapatkan laporan berbagai perkembangan dalam penanganan Covid-19."
"Dan berbagai langkah strategis pemulihan ekonomi membawa konsekuensi adanya tambahan belanja yang berimplikasi pada meningkatnya defisit APBN," jelas Arief.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sendiri, kata Arief, sudah mengeluarkan proyeksi defisit yang baru.
Tekor APBN tahun 2020 diproyeksi 6,27 persen atau semakin lebar dari prediksi sebelumnya.
Hal itu tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2020.
Sesuai beleid itu, kata Arief, pemerintah menyebut defisit APBN sebesar 5,07 persen terhadap PDB atau setara Rp 852.9 triliun.
• Selama April hingga Awal Juni, 22 Polda Bali Ungkap 22 Kasus Narkoba di Bali
• Tak Kuasa Tahan Tangis, Anak Kadis DLHK Denpasar Ungkap Penyebab Meninggal Ayahnya
• Resep Botok Telur Asin, Menu Sederhana yang Rasanya Tiada Duanya
Menurutnya, tim ekonomi negara manapun atau ekonom manapun tidak akan ada yang bisa dan sanggup memproyeksikan besaran anggaran negara-negara mereka dengan tepat akibat dampak Covid-19.