Rencana Bali Akan Dibuka, PHRI Badung Sebut Siap Hadapi New Normal dengan SOP dan Protokol Kesehatan
Ketua PHRI Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, turut bahagia dengan rencana re-opening Bali pada 9 Juli 2020.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Ia berharap, tahap kedua bulan Agustus dan tahap ketiga bulan September bisa terlaksana dengan baik.
Sehingga pariwisata kembali jalan perlahan, sampai nanti kembali seperti semula.
Seperti diketahui, rencana tahap ketiga bulan September baru Bali dibuka untuk market internasional.
Ia berharap kerja sama dengan partner bisnis di beberapa negara khususnya negara dengan investasi di Indonesia seperti Australia, Korea, Jepang, dan China.
“Dari negara ini juga ada direct flight,”imbuhnya.
• RSUP Sanglah Miliki Makanan Khusus untuk Pasien Covid-19
• Terapkan Dua Pola, KPU Badung Rancang Pola Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19
Rai menjelaskan, satu di antara kerja sama adalah travel bubble antar dua negara. Guna mendatangkan turis asing, dari negara yang telah membuka penerbangan dan perbatasannya.
“Tentu dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, persiapan juga sudah matang,” tegasnya.
Selama 3 bulan penutupan Bali, telah dilakukan training dan pelatihan dalam persiapan re-opening di managemen hotel, villa, hingga condotel yang ada di Bali.
Travel bubble, kata dia, adalah kesepakatan dari satu negara dengan negara lain untuk saling mendatangkan warganya sebagai turis.
Tentunya dengan syarat dan protokol kesehatan yang ketat.
Sehingga negara yang bekerja sama, adalah termasuk zona hijau.
Untuk Bali dan Indonesia, telah dirundingkan dengan 4 negara di atas mengenai penerapan travel bubble ini.
“Pembicaraan sudah dilakukan baik dari kementerian, KBRI yang ada di masing-masing negara dan partner bisnis di sana dalam melakukan pendekatan,” jelasnya.
Rai mengatakan strategi komunikasi pariwisata dalam menghadapi new normal, sangat penting dilakukan sehingga informasi lebih jelas.
Webinar merupakan satu di antara penerapan new normal.