Corona di Bali
Transmisi Lokal Meningkat, Bupati Tutup Pasar Terbesar di Klungkung
Saya tidak berpikir kehilangan pendapatan pasar atau bagaimana, tapi kami tidak boleh biarkan situasi ini terus terjadi,"
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Bupati sekaligus Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Klungkung mengambil keputusan akan menutup Pasar Umum Galiran selama tiga hari.
Hal ini dikarenakan semakin meluasnya kasus transmisi lokal di Klungkung, khususnya yang berasal dari pedagang di pasar terbesar di Gumi Serombotan tersebut.
"Melihat perkembangan transmisi lokal di Klungkung saat ini, kami memutuskan untuk menutup sementara Pasar Galiran mulai Senin (22/6/2020) hingga Rabu (24/6/2020).
Saya tidak berpikir kehilangan pendapatan pasar atau bagaimana, tapi kami tidak boleh biarkan situasi ini terus terjadi," ujar Suwirta, Jumat (19/6/2020).
• Semua Desa/Kelurahan di Denpasar Sudah Terapkan PKM, Ini Penjagaan Yang Dilakukan
Selama ini penelusuran transmisi lokal di beberapa wilayah di Klungkung, memang banyak berawal dari kasus positif pedagang di Pasar Galiran.
Misal pasien Covid-19 di wilayah Desa Gunaksa, Paksebali, dan Bakas.
"Awalnya tentu ini masuk virus dari luar, dan menginfeksi pedagang di Pasar Galiran. Lalu terus semakin meluas," jelas Suwirta.
Selama penutupan pasar tersebut, Gugus Tugas akan melakukan desinfeksi secara menyeluruh di Pasar Galiran.
Termasuk melakukan perbaikan sirkulasi pasar, yang menurut Suwirta saat ini masih kurang baik.
Demikian halnya dengan menyiapkan lebih banyak tempat cuci tangan dan sabun yang bisa dimanfaatkan pengunjung pasar.
"Barang dagangan di pasar itu banyak yang menghabiskan ruang di gang, sehingga sirkulasi pasar jadi sempit. Itu yang akan kami atur lagi selama pasar ditutup. Sehingga sirkulasi di pasar akan lebih baik, dan mudah dilalui pengunjung. Selain itu jarak antar pedagang bisa diatur dengan lebih baik," ungkap Suwirta.
Tidak hanya itu, selama tiga hari pasar ditutup akan dilakukan rapid test massal terhadap ribuan pedagang tetap di Pasar Galiran. Rapid test rencananya akan dilakukan secara bergiliran selama tiga hari di Terminal Galiran.
"Dari data ada sekitar 1.700 pedagang di Pasar Galiran, itu akan kami rapid test. Termasuk buruh tukang angkut, dan sebagainya," ungkap Suwirta.
Sementara untuk pedagang lancuban (pedagang tidak tetap) dan pedagang bermobil yang tidak ber-KTP Klungkung, Suwirta berharap dapat melakukan rapid test di daerah asalnya masing-masing. Pasalnya, setelah Pasar Galiran dibuka, Kamis (25/6/2020) nanti, setiap pedagang wajib menunjukkan surat hasil rapid test dengan hasil non reaktif untuk berjualan.
"Jika tidak ada surat keterangan rapid test, tidak boleh berjualan. Melihat penyebaran kasus di sini, kami tidak mau ambil resiko. Tolong masyarakat bisa hargai kebijakan ini," ungkap Suwirta.