100 Subak Abian di Bali dapat Bantuan Bibit Kopi, Kelapa dan Kakao

Pemprov Bali memberikan bantuan bibit unggul untuk peremajaan dan perluasan tanam kepada 100 subak abian.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Dokumentasi Pemprov Bali
Foto: Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana didampingi Kepala Bidang Perkebunan, Lanang Aryawan menyerahkan bantuan bibit kakao di Subak Abian Dwi Mekar, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan memberikan bantuan bibit unggul untuk peremajaan dan perluasan tanam kepada 100 subak abian.

Bantuan bibit unggul untuk peremajaan dan perluasan tanam itu diantaranya berupa 400 ribu bibit kopi, 36 ribu bibit kelapa dan 100 ribu bibit kakao.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana merinci, bantuan bibit kopi arabika kopyol diberikan untuk peremajaan 400 hektare kebun kopi rakyat di 40 subak abian di Kabupaten Buleleng dan Bangli.

Bantuan bibit kelapa digunakan untuk peremajaan 360 hektare kebun kelapa rakyat di 43 subak di Kabupaten Buleleng, Jembrana dan Karangasem.

Ditinggal Kabur Kontraktor, Karim Betah Jualan Masker

Tertahan di Atas Perahu, Nelayan Asal Bunutan Akhirnya Ditemukan Setelah Teriak Minta Tolong

Konsumsi Bahan Bakar Avtur di Wilayah Jatim Bali Nusra Mulai Meningkat Memasuki Bulan Juli 2020

Sementara bantuan bibit kakao diberikan untuk perluasan tanam 100 hektare kebun kakao rakyat di 17 subak di Kabupaten Jembrana.

"Disamping bibit juga diberikan bantuan pupuk organik dan NPK yang merupakan satu paket dengan bantuan bibit. Pendropan bantuan dilaksanakan secara bertahap langsung ke titik bagi di lokasi subak abian," kata Wisnuardhana melalui siaran persnya yang diterima Tribun Bali, Jum'at (10/7/2020) pagi.

Dirinya mengatakan, penyaluran bantuan untuk peremajaan atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif (tanaman tua) juga dibarengi dengan pendampingan teknis/penyuluhan.

Hal tersebut dilakukan agar petani lebih memahami teknologi usahatani yang sesuai rekomendasi.

Bantuan bibit kopi, kelapa dan kakao tersebut dialokasikan pada subak-subak yang merupakan sentra produksi perkebunan yang kondisi tanaman sudah tidak produktif.

"Diharapkan dengan adanya bantuan peremajaan tanaman ini, secara bertahap tanaman perkebunan rakyat diganti dengan bibit unggul yang produktivitasnya lebih tinggi," harap Wisnuardhana.

Ia memaparkan, usaha perkebunan rakyat adalah sub sektor yang masih banyak digeluti masyarakat Bali sebagai mata pencaharian.

Perkebunan rakyat di Bali tercatat seluas 159.079 hektare yang meliputi 1.118 subak abian dan komoditi yang banyak ditanam antara lain kopi, kelapa, kakao, cengkeh serta jambu mete.

"Akhir-akhir ini mulai bergeliat lagi penanaman vanili yang selama ini ditinggalkan karena harga pasarnya yang menjanjikan," kata dia.

Menurut Wisnuardhana, harus diakui bahwa produktivitas komoditi perkebunan rakyat di Bali masih relatif rendah.

Situasi ini karena perkebunan rakyat yang kurang tertata, kurang pemeliharaan dan sebagian besar berisi tanaman yang sudah kurang produktif karena berumur sudah lebih dari 30 tahun.

"Petani sangat terbatas kemampuan permodalannya dalam melaksanakan peremajaan tanaman sehingga peran pemerintah sangat diharapkan," tuturnya. (*).

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved