Ada Syarat Khusus untuk Mall, Tim Verifikasi Badung Tinjau Protokol Kesehatan di Mall
Tim verifikasi bentukan Bupati Badung Giri Prasta untuk melakukan verifikasi penerapan protokol di sejumlah objek wisata maupun tempat hiburan atau
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Tim verifikasi bentukan Bupati Badung Giri Prasta untuk melakukan verifikasi penerapan protokol di sejumlah objek wisata maupun tempat hiburan atau juga pusat perbelanjaan terus bergerak melakukan verifikasi.
“Tim verifikasi Badung hari ini terbagi menjadi tiga kelompok, kelompok yang saya pimpin kita menyasar sejumlah mall yang biasanya ramai. Apa yang kami perhatikan hari ini memang manajemen mall itu sudah berupaya menyiapkan standar-standar kesehatan sesuai himbauan pemerintah,” ujar I Ketut Suabawa selaku ketua rombongan tim verifikasi Badung, Senin (20/7/2020).
Ia menambahkan khusus untuk mall ada persyaratan khusus yang harus ditambahkan lagi di luar standar normal yang ada.
Ini memang kita akui cukup sedikit merepotkan tetapi ini untuk keselamatan dan kesehatan bersama yang harus diikuti.
• Dewan Denpasar Harap Banjar yang Miliki Wifi Gratis Dimanfaatkan untuk Pembelajaran Online
• Ini Sejumlah Minuman Herbal Cocok untuk Diet yang Bisa Anda Coba
• Bupati Gianyar Resmikan Dimulainya Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah di Desa Bedulu
“Dan manajemen mall sudah berkomitmen tadi menyampaikan kepada kami akan segera melengkapi dokumen-dokumen pendukung dan juga fasilitas yg dibutuhkan untuk menyatakan bahwa mall itu benar-benar concern dan serius dalam menerapkan protokol kesehatan,” imbuhnya.
"Hal-hal itu misalnya yang pertama kita batasi jumlah pengunjung, jumlah pengunjung kita batasi karena manajemen mall sendiri butuh suatu kesiapan kalau misalnya terjadi sesuatu akan mudah mengontrolnya."
"Jadi dengan membatasi jumlah pengunjung memang sekarang ini kita lihat warga Bali sendiri belum begitu banyak yang melakukan aktivitas sebelum terjadi pandemi Covid-19. Jadi lebih mudah untuk mengontrol."
• Kabar Duka, Presiden Federasi Sepakbola Bolivia Cesar Salinas Meninggal Dunia Terkena Corona
• Kampanye Pencegahan Covid-19, Anies Baswedan Minta Anak Buah Pakai Toa ke Dalam Pasar
• Kantor Pusat PLN Ditutup Sementara Setelah 2 Karyawan Dinyatakan Positif Covid-19
“Caranya itu kami sarankan setiap pengunjung didata di pintu masuk. Tantangannya mall memang memiliki banyak entrance atau pintu masuk. Untuk memenuhi persyaratan itu agar pengelola mall tidak ribet dan susah untuk menyiapkannya. Kita sarankan menggunakan e-sistem jadi tidak menggunakan formulir berupa kertas lagi,” tambah Ketut Suabawa.
Pihak pengelola mall hanya perlu menyediakan satu barcode tertentu yang bisa di-scan pengunjung langsung bisa mengisi form itu. Penggunaan pendataan itu banyak kegunaannya.
“Manfaatnya banyak sekali, pertama untuk menghitung jumlah pengunjung yang masuk karena kan data yang masuk di form online itu langsung terakumulasi di dalam dashboard. Masuk ke dalam data statistik pengelola mall hingga jam sekian pengunjungnya sudah sekian jumlahnya dan dapat dikontrol,” paparnya.
• Hasil Man United vs Chelsea, Man United Kalah 3-1, Final Se-kota Terwujud, Chelsea Tantang Arsenal
• Meninggal Akibat Covid-19, Jenazah Kaling Banjar Dukuh Sari Dikremasi 30 Juli, 109 Orang di Swab
• Selisih Harga Rp 700 Ribu, Ini Spesifikasi Xiaomi Redmi Note 9 Pro vs Redmi Note 8 Pro
“Jadi tidak mengira-ngira lagi sudah berapa pengunjung yang masuk. Ini kita bantu, tim verifikasi tidak hanya memvonis atau tidak hanya menegur tetapi kita juga membina memberikan panduan. Supaya kita semuanya bisa nyaman beroperasi jadi tidak saling menyalahkan nantinya,” sambungnya.
Pemerintah dalam hal ini punya kepentingan untuk memberikan kesempatan memberikan pembinaan dan kontrol ke depannya.
"Itu syarat pertama kita perlu tambahkan adalah mendata pengunjung selain jumlah bisa dikontrol. "
"Dan kalau seandainya ternyata ada pengunjung mengalami gangguan pernafasan baik itu karena Covid-19 atau bukan, manajemen di sini bisa mengambil tindakan preventif, orang ini siapa, alamatnya di mana, apakah dia berasal dari zona merah."
"Dari sana bisa diambil tindakan apakah harus melakukan rapid test terhadap pengunjung pada hari itu atau bagaimana."
“Tim verifikasi itu benar-benar memberikan suatu gambaran kepada kita semuanya bahwa kebersihan dan kesehatan adalah tanggung jawab kita bersama. Bukan lagi masalah tanggung jawab rumah sakit atau dokter dan lainnya lagi,” tegasnya.
Tim verifikasi ini kita menyasar 4C, community atau lingkungan dan masyarakat, kedua Company atau tata kelola manajemen di perusahaan. Kayak di mall ini manajemennya bagaimana.
Ketiga itu customer atau pengunjung kita harus atur pergerakannya, disiplinnya.
"Terakhir adalah care take care, mall ini care take care-nya ya para tenant dan lainnya.
Jadi jangan security saja yang mengawasi tapi semua karyawan terlibat di mall turut mengawasi dan mengambil peran.
“Karena ini ranah umum masyarakat butuh suatu jaminan benar tidak mallnya ini aman, benar tidak ditangani dengan baik. Seperti di fasilitas publik eskalator di sampingnya itu disediakan suatu inspection looksheet laporan bahwa tempat ini sudah di sanitasi jam sekian, jam sekian,” tutur Ketut Suabawa.
Verifikasi ini tidak hanya terbatas pada protokol kesehatan proses pengecekan tetapi komitmen daripada manajemen menjalankannya dalam waktu jangka panjang sampai kita benar-benar merasa nyaman melakukan aktivitas yaitu produktif dan aman Covid-19 ini.
"Dan tidak lagi kucing-kucingan jangan sampai satpol PP terus nangkepin, berikan sanksi dan lain-lain."
Tetapi kita ingin bersama semua orang berkomitmen dalam apa yang kami buatkan sistem dalam formulir kesiapan ini."
“Sehingga pelaku usaha nyaman, masyarakat sebagai konsumen juga nyaman kemudian pemerintah juga dapat melakukan fungsinya sebagai regulator maupun pengawasan ini dengan baik,” jelasnya.
Marcomm Manager Lippo Mall Kuta dan Lippo Plaza Sunset, Hendra Darmawan menyampaikan dengan hadirnya tim verifikasi membantu pihaknya dalam penerapan protokol kesehatan di mall.
“Kita sebagai pelaku industri ingin melakukan yang terbaik untuk pengunjung. Dan kita sangat mendukung sekali kebijakan dan apa yang sudah dilakukan pemerintah. Dengan adanya tim ini bisa me-remind kita kembali mungkin ada hal-hal yang keliru atau mungkin juga yang perlu kita siapkan. Mereka datang mengingatkan ini harusnya seperti ini, harus lebih dimaksimalkan lagi,” ungkap Hendra.
Mengenai saran dari tim verifikasi kepada Lippo Plaza Sunset dan Lippo Mall Kuta untuk melakukan pendataan pengunjung melalui form online.
Hendra menyampaikan itu saran bagus di mana tujuannya untuk tracing, dan kita dukung itu.
“Kita siap lakukan itu dan perlu kita dukung hal itu,” tambahnya.
Kunjungan hingga saat ini belum signifikan ramai banyak pengunjung, di mana untuk Lippo Mall Kuta menyasar wisatawan asing sementara Lippo Plaza Sunset target pasar lokal
“Pengunjung datang ke sini tidak terlalu banyak dari sebelum pandemi Covid-19. Tenant yang ada juga belum buka semuanya,” papar Hendra.
Ia mencontohkan tenant bioskop yang ada disini yakni Cinepolis hingga sekarang belum buka karena masih menunggu kebijakan pemerintah.
“Sebelumnya dikabarkan bioskop (Cinepolis, 21 Cineplex dll) akhir bulan Juli. Tetapi karena di Jakarta masih belum diizinkan dibuka imbasnya seluruh bioskop di daerah juga belum bisa buka,” tambahnya.(*)