Virus Corona

Dengan Lari 35 Km, Dokter Ini Ingin Buktikan Orang yang Alami Gangguan Pernapasan Aman Pakai Masker

Lowton mengatakan khawatir dengan orang-orang yang memiliki gangguan pernapasan yang ingin memakai masker, tapi takut karena mendapatkan informasi

Editor: Wema Satya Dinata
Tom Lawton via New Week
Tom Lawton lari 22 mil dengan menggunakan masker. 

TRIBUN-BALI.COM - Seorang dokter berlari sejauh 22 mil (35,4 kilometer) dengan menggunakan masker untuk membantu menghentikan mis informasi mengenai penggunaan masker yang sangat penting untuk melawan Covid-19.

Dokter Tom Lawton, yang bekerja di Bradford Royal Infirmary di Yorkshire, Inggris Utara, mengatakan keputusannya berlari menggunakan masker didorong karena banyaknya orang-orang dengan gangguan pernapasan yang takut menggunakan masker.

Lowton mengatakan khawatir dengan orang-orang yang memiliki gangguan pernapasan yang ingin memakai masker, tapi takut karena mendapatkan informasi yang salah.

Melansir Newsweek pada Kamis (23/7/2020), padahal ia mencatat bahwa kadar oksigen yang didapat tidak pernah turun di bawah 98 persen dari biasanya.

Dirut Garuda Merasa Heran: Kami satu-satunya BUMN yang Potong Gaji, Saya Kaget yang Lain Belum

Jadwal Tayang Film Spider-Man 3, A Quiet Place 2, Mulan dan Avatar 2 Dipastikan Mundur Lagi

Angka Persentase Kematian karena Positif Corona Menurun, Begini Kata Jubir Satgas Covid-19

"Ada banyak orang di luar sana yang tidak ingin memakai masker dan akan menemukan alasan yang mereka bisa, tetapi orang-orang yang saya khawatirkan adalah orang-orang dengan penyakit pernapasan, yang ingin memakai masker, tetapi takut karena ada laporan bahwa itu menyebabkan hipoksia (suatu kondisi di mana tubuh kekurangan oksigen)," ujarnya kepada Newsweek.

Ia mengatakan bahwa karena seorang dokter, ia memiliki akses pulse-oximeter, alat yang digunakan untuk memonitor jumlah oksigen yang dibawa ke seluruh tubuh.

Dengan alat tersebut, ia berniat menunjukkan kepada orang-orang terutama yang memiliki permasalahan pernapasan bahwa masker aman digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Untuk memberikan fakta bahwa saya bugar dan sehat. Saya pikir jika saya berlari, maka saya menggunakan 10 kali jumlah oksigen lebih banyak dibanding saya hanya duduk," ujarnya.

Ia berharap dengan aksinya, orang dengan gangguan pernapasan dapat yakin untuk menggunakan masker dengan aman.

 "Jelas ada orang yang tidak bisa memakai topeng karena satu dan lain alasan, kebanyakan karena alasan psikologis atau PTSD, tetapi setiap orang yang dapat melakukannya harus melakukannya," ucapnya.

Ia kemudian mengungkapkan, "Maskerku melindungimu, topengmu melindungiku."

Sementara, ratusan orang turun ke Hyde Park, London untuk memprotes dibuatnya kebijakan penggunaan masker di Inggris.

Di Inggris, pemerintah telah membuat kewajiban penggunaan masker bagi mereka yang mengunjungi toko dan supermarket mulai 24 Juli, yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

Mereka yang menolak aturan tersebut akan menghadapi denda sebesar 100 pound sterling (Rp 1,7 juta) yang akan dikurangi menjadi 50 pound sterling (Rp 848.000), jika mereka membayarnya dalam 14 hari.  

Banyuwangi Diprediksi Jadi Jujugan Wisatawan di Era New Normal

Bisa Dibuat Siapa Saja, Resep Bolu Gulung Pisang Keju Nikmat dan Lembut

Kampus Terbaik di Australia Buka Beasiswa S1-S2 Senilai Rp 250 Juta, Ini Cakupan dan Persyaratannya

 Di AS, protes telah terjadi di sejumlah negara bagian terhadap pemakaian masker, didoronga karena pernyataan Presiden Trump yang tidak akan mengenakan masker setelah Pusat Pengendalian Penyakit merekomendasikan bahwa "penutup wajah kain" harus dipakai ketika sosial jarak tidak bisa dipertahankan.

Namun pada Sabtu (18/7/2020), Presiden Trump terlihat menggunakan masker, tetapi bersumpah untuk tidak memerintahkan orang Amerika untuk menggunakan masker.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lari 35 Km, Dokter Ini Ingin Buktikan Orang dengan Gangguan Pernapasan Aman Pakai Masker ", 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved