Tips Sehat untuk Anda

Mengenal Gejala dan Penanganan Sjogren’s Syndrome, Penyakit Autoimun yang Sering Tak Terdiagnosis

Sjogren’s Syndrome adalah penyakit autoimun kronik dan sistemik, yang 90 persen penderitanya perempuan

Editor: Irma Budiarti
Freeoik via Nakita.id
Ilustrasi penyakit autoimun. 

Dalam perjalanan ke kantor, misalnya, dia bisa menghabiskan dua liter air.

Dia kemudian menjadi mudah lemas atau merasa nyeri, sehingga berkonsultasi ke dokter saraf.

Akan tetapi, dokter saraf yang menanganinya tidak menemukan permasalahan apa-apa sehingga kondisinya disebut akibat stres saja.

Baru setelah mengalami kelumpuhan di rumah dan mengira stroke, Yennel melakukan serangkaian pemeriksaan di rumah sakit, termasuk pemeriksaan autoimun, yang berlangsung selama 50 hari.

"Akhirnya saya diberitahukan oleh dokter bahwa menderita sindrom Sjogren," ujar Yennel.

Untungnya, diagnosis dan penanganan yang tepat bisa mengembalikan kemampuan Yennel untuk berjalan kembali.

Dia pun tidak mengalami gejala sisa.

Diagnosis dan Penanganan

Sjogren's Syndrome Alvina berkata, gejala yang dialami oleh Yennel tergolong lengkap, yakni tidak hanya menyerang kelenjar saja, tetapi juga sudah sistemik.

Namun, kebanyakan kasus Sjogren's Syndrome tidak menunjukkan gejala selengkap Yennel.

Hal ini menyulitkan dokter dalam mendiagnosis Sjogren's Syndrome.

Namun, bila ada kecurigaan Sjogren's Syndrome maka bisa dilakukan prosedur diagnosis yaitu anamnesis (wawancara dengan pasien atau orangtua pasien), mengidentifikasi gejala-gejala yang sesuai dan melakukan pemeriksaan penunjang sesuai kecurigaan dokter, seperti tes produksi air mata (tes schirmer) atau tes produksi saliva.

Diagnosis Sjogren's Syndrome kemudian bisa dilakukan dengan melakukan tes ANA karena 83 persen pasien penyakit ini positif tes ANA.

Apabila benar mengidap Sjogren's Syndrome, maka penanganannya bisa berupa sebagau berikut.

1. Perubahan pola hidup

  • - Berhenti merokok
  • - Menghindari minum yang mengandung kafein, menjaga kebersihan gigi dan mulut, mengurangi konsumsi gula
  • - Menghindari lingkungan yang kering, tidak terlalu lama di depan komputer atau membaca dan menggunakan kacamata
  • - Manajemen stres
  • - Melakukan Aktivitas fisik
  • - Mengonsumsi vitamin D, seperti vitamin Prove D3-1000 IU dan Prove D3 Drops dari PT Kalbe Farma Tbk.

2. Terapi simtomatik untuk mengurangi gejala

3. Mengonsumsi obat yang memodulasi sistem tubuh

(Kompas.com/Shierine Wangsa Wibawa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sering Tidak Terdiagnosis, Kenali Penyakit Autoimun Sjogren's Syndrome

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved