Jelang Galungan, Desa Adat Legian Lakukan Disinfeksi di Pura dan Pasang Marking Jaga Jarak

Jelang dua hari Perayaan Hari Raya Galungan, Satgas Gotong Royong Covid-19 Desa Adat Legian melakukan disinfeksi atau penyemprotan disinfektan di selu

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Suasana pemasangan marking jaga jarak dan proses disinfektan jelang Hari Raya Galungan di salah satu pura yang di-empon masyarakat Desa Adat Legian, Senin (14/9/2020) sore. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Jelang dua hari Perayaan Hari Raya Galungan, Satgas Gotong Royong Covid-19 Desa Adat Legian melakukan disinfeksi atau penyemprotan disinfektan di seluruh area Pura.

Hal ini sebagai langkah antisipasi dan pencegahan penyebaran Covid-19 pada klaster baru, khususnya klaster kegiatan upacara.

“Kami di Desa Adat Legian bersama LPM dan Satgas Covid-19 Desa Adat mengambil langkah-langkah strategis pencegahan. Seperti memasang marking duduk antar umat dan sore ini kita lakukan penyemprotan disinfektan di seluruh pura yang di wilayah Desa Adat Legian,” ujar Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Legian, Wayan Puspa Negara, Senin (14/9/2020) sore.

Penerapan protokol kesehatan ketat bagi warga Desa Adat Legian yang akan melakukan persembahyangan Hari Raya Galungan nanti.

Hadir saat Pendaftaran Bakal Calon Bupati Badung, Dua ASN Badung Diduga Ikut Politik Praktis

Presiden Jokowi Lantik 20 Duta Besar RI, Ini Daftar Namanya

Deddy Corbuzier Pesan Jas ke Samuel Wongso, Pengerjaannya Diakui Paling Sulit, Ini Sebabnya

Seperti cek suhu, cuci tangan baik menggunakan air di wastafel yang disediakan maupun menggunakan hand sanitizer sebelum masuk area Pura perlu wajib dilakukan, kemudian di dalam Pura juga tetap menjaga jarak dan dilakukan pembatasan umat.

“Sebelumnya sudah jelas diatur untuk kegiatan upacara agama dibatasi maksimal 30 orang. Seperti di Pura Dalam Penataran Desa Adat Legian seperti ini kan luas jadi kalau 30 orang kita batasi kan ideal untuk diatur jaraknya,” imbuh Puspa Negara.

Di mana dalam persembahyangan Galungan nanti yang dilibatkan adalah prajuru inti, pengurus Desa Adat dan lembaga-lembaga yang ada seperti LPM dan lainnya yang jumlahnya diatur secara terbatas nanti.

Terjatuh Dua Kali dan Digeser dari Puncak Klasemen, Fabio Quartararo Dapat Pelajaran Baru

Terungkap, Mike Tyson Pernah Datangi Dukun Supaya Batal Masuk Penjara

Bupati Artha Resmikan Poli Mata RSU Negara, Masyarakat Bisa Daftar dan Bayar via Smartphone  

“Pembatasan itu juga diatur berdasarkan jam. Misalnya pagi dapat kasinoman satu, siang kasinoman dua, sore kasinoman tiga dan seterusnya. Sehingga tidak menumpuk warga sekitar yang hadir tetap kita terapkan protokol kesehatan membatasi 30 orang,” jelasnya.

Ia menilai masyarakat di wilayah Desa Adat Legian adalah masyarakat yang berkembang jadi mereka memiliki tingkat kesadaran yang cukup.

Sikap masyarakat kita di sini sangat concern terhadap kesehatan karena mereka berkeyakinan mereka hidup dari sektor pariwisata sehingga protokol kesehatan diterapkan dengan ketat sendiri.

Galungan di Masa Pandemi, Penurunan Pengunjung Pasar Galiran Klungkung Capai 25 Persen

Jakarta Terapkan PSBB Lagi, Kemenhub Nyatakan Penumpang Pesawat Tak Perlu SIKM

“Mungkin satu dua warga kita masih ada yang mungkin lupa pakai masker, kita tetap edukasi dia. Bahkan kita di LPM disiapkan masker gratis juga kalau ditemukan di jalan warga tidak pakai masker terjaring sidak kita berikan masker gratis,” papar Puspa Negara.

Sementara itu Ketua Penrepti atau Kepala Keamanan Desa Adat Legian A.A Putu Oka Hartawan menyampaikan untuk mendukung penerapan protokol kesehatan di Pura akan diterjunkan anggota mulai dari penrepti 60, pecalang 48 orang dan linmas 25 orang.

“Kita akan libatkan mereka secara shifting, dari pagi, siang dan sore secara bergantian. Jadi lebih dari 100 orang kita terjunkan di seluruh pura yang ada di desa adat legian untuk memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik dan kenyamanan serta keamanan di area pura,” imbuh Oka Hartawan.

Pihaknya juga telah melakukan imbauan kepada warga di Desa Adat Legian agar tidak datang secara bergerombol dan bersamaan waktunya.

Di mana biasanya sebelum pandemi Covid-19, warga secara bersama-sama melakukan persembahyangan di sore hari, tetapi nanti sudah diarahkan untuk masyarakat datang dari pagi, siang dan sore.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved