Tips Sehat untuk Anda
Hanya Dialami Pasien Covid-19 Bergejala, Kenali Gejala Happy Hypoxia yang Patut Diwaspadai
Happy hypoxia merupakan gejala yang hanya dialami pasien Covid-19 dan bukan jenis penyakit tersendiri
Erlina memastikan happy hypoxia tak terjadi pada pasien Covid-19 yang masuk dalam kategori OTG.
"Jadi happy hypoxia tidak terjadi pada OTG dan untuk menghindarinya jangan sakit Covid-19," kata Erlina.
Caranya pun sederhana, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan.
Ia mengimbau masyarakat memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
• Rekor Baru Penambahan Covid-19, Ini Daftar 41 Kota Zona Merah di Indonesia, Bali Memimpin
• Masker Scuba dan Buff Tak Efektif Tangkal Penyebaran Covid-19, Ini Daftar yang Direkomendasikan
• 15 Pasien Covid-19 di RS PTN Unud Dapat Donor Plasma, Mayoritas Sembuh
Ia menyontohkan, apabila ada dua orang bersama dan salah satunya sakit, risiko tertular bisa 100 persen jika tidak mengenakan masker.
Namun, apabila yang sehat memakai masker, kata dia, maka penularan pun hanya terjadi 70 persen.
Sementara itu, apabila yang sakit yang mengenakannya, risiko penularan menjadi 5 persen.
"Tapi kalau yang sehat dan yang sakit pakai masker, risiko penularan tinggal 2 persen. Kalau jaga jarak tinggal nol persen. Untuk mempertahankan itu, tambahkan dengan cuci tangan sehingga agar terhindar tidak sakit Covid-19, jalankan 3M," ucap Erlina.
Waspadai Happy Hypoxia
Erlina mengingatkan gejala happy hypoxia atau berkurangnya saturasi oksigen dalam darah pada pasien Covid-19 harus diwaspadai.
Pasalnya, happy hypoxia akan membuat pasien Covid-19 mengalami penurunan kesadaran hingga berakibat fatal.
"Ini gejala yang harus diwaspadai. Biasanya kalau sudah terjadi hypoxia dalam waktu cukup lama, pasien akan mengalami penurunan kesadaran dan biasanya fatal akibatnya. Itu setelah berhari-hari," kata Erlina.
Erlina mengatakan, gejala yang dialami pasien Covid-19 sangat bervariasi.
Ada yang hanya kehilangan penciuman, ada pula yang hanya mengalami pusing dan batuk.
Namun jika gejala-gejala tersebut makin bertambah, batuk terus-menerus, lemas, serta warna bibir atau ujung jari yang mulai kebiruan, maka dapat dipastikan saturasi oksigen pasien menurun.