Penjualan Jeruk di Bangli Turun, Armada Khawatir Harganya Semakin Anjlok

Harga komoditas buah jeruk tengah anjlok di Bangli, Armada mengaku takut jika jeruknya tidak juga laku, harga semakin anjlok

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Suasana penjualan jeruk di Pasar Singamandawa, Kintamani, Bangli, Bali, Jumat (18/9/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Suasana Hari Raya Galungan kali ini nampaknya tak banyak meninggalkan senyum di kalangan petani jeruk di Bangli, Bali.

Pasalnya, harga komoditas buah ini tengah anjlok di pasaran.

Hal tersebut diungkapkan I Wayan Armada.

Petani jeruk asal Desa Sukawana itu mengatakan harga jeruk bisanya memasuki bulan ke-10 ini sudah mulai membaik.

Karena bulan Oktober bukan merupakan musim jeruk, sehingga ketersediaan jeruk di pasaran cenderung sedikit.

Seperti pada tahun sebelumnya, kata Armada, harga jeruk memasuki bulan Oktober mencapai Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu per kilogram.

Namun pada tahun ini, harga jeruk hanya Rp 4 ribu hingga Rp 4.500 per kilogram untuk kualitas biasa.

FP1 MotoGP Emilia Romagna 2020, Duo Pembalap Petronas Yamaha Huni Posisi 1 dan 2

Saat Tengah Berhubungan Badan, Batu Bata Mendarat di Kepala Korban, Jasadnya Dimutilasi

Bidan Novita Purnama Tewas Mengenaskan di Jalur Bali, Dua Kakinya Patah

Sedangkan jeruk kualitas bagus saat ini hanya laku Rp 5 ribu per kilogram.

“Kalau orang Bali bilang ulung, maglebug, magoyang,” ujarnya, Jumat (18/9/2020).

Lanjut Armada, salah satu faktor anjloknya harga jeruk disebabkan masih banyaknya ketersediaan jeruk di kalangan petani.

Hal ini juga dipengaruhi terbatasnya pengiriman ke luar Bali, seperti pengiriman ke sejumlah kota besar di Jawa, salah satunya Jakarta.

Padahal diakui wilayah tersebut potensial untuk menjual jeruk dengan kualitas bagus.

“Kualitas jeruk tanggung besar (TB) ini yang susah dipasarkan. Kalau yang kualitas tanggung kecil (TK) masih bisa bersaing dengan jeruk Banyuwangi untuk dijual ke wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Itupun paling hanya 5 ton,” ucapnya.

Anjloknya harga jeruk juga dipengaruhi turunnya daya beli masyarakat.

CSR PT Bussan Auto Finance, Bantu Pendidikan Anak-anak Panti Asuhan Dharma Jati 1 Klungkung

Shin Tae-yong Sebut 3 PR Timnas U-19 Indonesia Setelah Melawan Qatar

Tak Ada Rekening Sewa Gedung, Dinas Perizinan Tabanan Ngantor di Museum Sagung Wah Mulai Awal 2021

Armada menyontohkan pada Hari Raya Galungan ini, yang biasanya masyarakat membeli jeruk 5 hingga 10 kilogram, kini dibatasi hanya dua kilogram.

“Jika dibandingkan dengan Galungan tahun sebelumnya, permintaan jeruk dari Denpasar dalam sehari saja bisa mencapai 15 ton. Kalau sekarang hanya sedikit, paling hanya sehari. Yang jelas ini dipengaruhi karena daya beli masyarakat,” bebernya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved