Warga Keluhkan Penangan Abrasi di Pebuahan Banyubiru Jembrana
Kasus abrasi di Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Jembrana, Bali, tepatnya di wilayah pesisir, masih menjadi problematika di masyarakat
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Kasus abrasi di Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Jembrana, Bali, tepatnya di wilayah pesisir, masih menjadi problematika di masyarakat.
Penanganan oleh pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dinilai warga masih terkesan ada pembiaran.
Karena itu, warga meminta keseriusan pemerintah, baik pusat hingga daerah untuk melakukan langkah konkret supaya ikon dari Desa Banyubiru itu bisa terangkat.
Pasalnya, abrasi menjadi momok hingga saat ini karena menggerus rumah dan tempat dagang warga.
Beberapa warga mengeluhkan persoalan abrasi, karena selain tempat atau wisata kuliner warung makan yang tergerus.
Abrasi juga menambah bangunan dan infrastruktur jalan yang rusak.
Bahkan, memutus jalan penghubung antar dusun di pantai tersebut.
• 6,7 Kilometer Pantai di Tabanan Alami Abrasi, Dua Kawasan Ini Paling Parah
• Ladang Penggaraman Warga di Pesisir Karangdadi Semakin Terkikis Abrasi
Perbekel Banyubiru, Komang Yuhartono menyatakan, ihwal penanganan abrasi oleh pemerintah.
Sejak dirinya dilantik, fokus utama adalah perbaikan infrastruktur, karena persoalan SDM warga sudah mumpuni untuk menjaga eksistensi ikon kuliner Jembrana.
Meskipun didera abrasi, perekonomian dari sumber laut baik nelayan maupun warung tidak terpengaruh.
“Kami berupaya mengangkat potensi lokal di sana sejak awal tahun lalu. Termasuk membangun pasar ikan di lokasi yang strategis. Sayangnya memang pertengahan tahun ini diterjang abrasi yang semakin parah,” ucapnya, Minggu (27/9/2020).
Yuhartono mengaku, pihak desa telah membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) untuk mengembangkan pariwisata kuliner pantai.
Kembali lagi, Pebuahan sudah menjadi ikon tempat di Desa Banyubiru dengan warung kuliner pantai.
• Selamatkan Pantai dari Abrasi, DLH Gianyar Gencarkan Tanam Ribuan Pohon
• 31 Kilometer Pesisir Pantai di Karangasem Berpotensi Abrasi
Satu-satunya kendala adalah abrasi itu.
Masyarakat sudah paham bahwa penanganan itu kewenangan pusat.