Breaking News

Kecerdasan Komunikasi dan Kecerdasan Hati Jadi Kunci Kesuksesan & Kebahagiaan

Keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup hanya bisa diperoleh lewat kecerdasan komunikasi dan kecerdasan hati.

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Suasana sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk Capacity Building GENBI Bali 2020 “Tantangan Era New Normal Membangkitkan Semangat Muda Berkarya” di salah satu hotel di Nusa Dua Bali, Rabu (30/09/2020). Kegiatan itu menghadirkan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana dan putra bungsunya Savero Karamiveta Dwipayana 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Untuk bisa menggapai keberhasilan dalam kehidupan, seseorang tidak hanya bisa mengandalkan pada kecerdasan berpikir.

Keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup hanya bisa diperoleh lewat kecerdasan komunikasi dan kecerdasan hati.

Oleh karena itu, setiap generasi muda dituntut  mengasah kemampuan komunikasi secara komprehensif tanpa harus belajar secara formal.

Pesan tersebut disampaikan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana pada Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk Capacity Building GENBI Bali 2020 “Tantangan Era New Normal Membangkitkan Semangat Muda Berkarya” di salah satu hotel di Nusa Dua Bali, Rabu (30/9/2020).

Denfest ke-13 2020 Dibuka Virtual dengan Garapan Tari Siwa Nataraja, Diselenggarakan Selama 3 Bulan

Puluhan Ribu Keluarga Penerima Manfaat di Buleleng Akan Diberi Bantuan Beras 15 Kg per Bulan

Mie Instan hingga Minuman Instan Wajib Cantumkan Logo Pilihan Lebih Sehat , Begini Penjelasan BPOM

Pada sharing kali ini, Aqua kembali berduet dengan putra  bungsunya Savero Karamiveta Dwipayana, mahasiswa semester VII peraih penghargaan Mahasiswa Penerima Anugerah Pegiat Gerakan Kemanusiaan dan Pemberdayaan Masyarakat dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.

Kegiatan Capacity Building 2020 yang digelar di Bali kali ini merupakan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dengan berorientasi pada pengembangan potensi diri dan skill yang dimiliki seluruh penerima beasiswa Bank Indonesia dalam rangka berkontribusi terhadap pembangunan negara di tengah pandemi covid- 19.

Para penerima beasiswa Bi itu terhimpun dalam Generasi Baru Indonesia atau yang sering dikenal dengan nama GenBI.

“Setiap mahasiswa dan generasi muda penerima beasiswa Bank Indonesia yang terhimpun dalam wadah GenBI adalah manusia-manusia terpilih yang tentu harus menjadi duta bagi Bank Indonesia.

Ini bukan hal yang main-main. Sebagai figur terpilih Anda harus mengasah kemampuan komunikasi. Intinya adalah harus terus mau belajar dan selalu rendah hati,” ungkap Aqua Dwipayana, penulis buku super best seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” serta buku-buku inspiratif lainnya.

Dengan komunikasi, kata pria dengan jejaring pertemanan yang luas ini, sesuatu yang tadinya tidak bisa dilakukan menjadi bisa dilakukan.

Hal yang tidak mampu dilakukan menjadi mampu dan tidak ada Batasan.

“Saya ingin mengajak Anda semua generasi muda untuk mendalami komunikasi, tidak perlu secara formal. Yang terpenting adalah dalam berkomunikasi selalu menggunakan etika dan kesantunan berkomunikasi kepada siapapun,” kata Aqua.

Pria yang sejak Juni lalu terus berkeliling Nusantara memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi ini mengingatkan seluruh anggota GenBi baik di Bali dan provinsi lainnya untuk selalu menjaga tutur kata dalam berkomunikasi.

Bahkan selama 24 jam, karena mereka juga membawa nama besar Bank Indonesia yang merupakan lembaga prestisius dan sebagai bank sentral juga ada di setiap negara.

Pikap Terbakar Usai Pemilik Buka Slang Karburator

3 Dampak Besar Kalau Liga 1 dan Liga 2 Dihentikan

3 Fakta Sayur Genjer yang Dikaitkan dengan G30S/PKI, Makanan Wong Cilik yang Populer saat Orde Lama

“Bekerja atau bahkan bermitra dengan Bank Indonesia itu menjadi cita-cita banyak orang Indonesia dan Anda di GenBi sekarang menjadi bagian dari itu. Maka, sekali lagi kedepankan kecerdasan berkomuniksi dan kecerdasan hati. Fakta menunjukkan di luar sana orang tanpa kecerdasan dua hal ini akhirnya ‘nothing’ tidak bermakna apa-apa,” kata Aqua menguraikan.

Aqua yang telah mengumrohkan gratis lebih dari 150 orang dari royalti penjualan bukunya itu menjelaskan orang yang tidak dibekali kecerdasan komunikasi dan hati biasanya adalah orang yang egois dan tidak peduli pada orang lain.

“Mereka pun akhirnya tidak diterima lingkungannya. Mulai sekarang persiapkan diri masing-masing tidak hanya Indeks Prestasi yang tinggi tapi juga terutama kecerdasan komunikasi dan hati,” ujarnya menegaskan.

Ia kemudian menguraikan bahwa efektivitas komunikasi dapat dijalankan dengan rumus REACH Plus A.

Hal ini mengacu pada lima aspek yakni Respect atau perhatian yaitu di mana saja, kapan pun, kepada siapa pun selalu menghormati jangan meremehkan. Kemudian Empati atau bisa menempatkan diri yaitu bagaimana merasakan apa yang dirasakan orang lain dengan melayani dengan optimal dan standar tidak ada perbedaaan.

“Selanjutnya Audible atau dimengerti yaitu bisa menyesuikan diri di mana pun berada. Clarity atau terpahami, dalam beretika komunikasi gunakan bahasa yang mudah dimengerti. Terakhir Humble atau rendah hati, tidak ada yang perlu disombongkan. Semuanya kemudian dilengkapi dengan huruf ‘A’ yakni Action atau Tindakan nyata dan cepat,” tukasnya.

Pada bagian akhir pesannya, Aqua Dwipayana menekankan bahwa siapapun harus menjaga kebersihan hati, kemudian selalu menjaga komunikasi yang baik dengan siapapun, serta berkomumikasi dengan empati.

“Jadilah teladan dalam partisipasi dan kontribusi, tinggalkan ego jadilah ‘hero’. Anda punya ide apapun untuk kebaikan jangan ragu untuk menyampaikan dan jangan takut gagal,” katanya.

Sementara itu, Savero Karamiveta yang merupakan relawan termuda yang bergabung dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dipimpin Letjen TNI Doni Monardo tampil tak kalah impresif.

Mahasiswa yang sejak SMA sudah aktif berorganisasi dan berkiprah dalam banyak kegiatan sosial tersebut menyampaikan data-data ihwal pandemi Covid-19 yang sampai saat ini trennya masih tinggi di Indonesia.

Dalam kondisi pandemi yang membatasi, Savero mengingatkan generasi muda untuk senantiasa melakukan optimalisasi.

“Bagaimana kita bisa tetap berkiprah sama seperti ketika tidak ada pandemi tapi tentu tanpa aktivitas tatap muka langsung dan juga mengedepankan protokol kesehatan. Istilahnya adalah optimalisasi dengan adaptasi. Siapa yang tidak bisa beradaptasi akan terlindas dan tergilas. Adaptasi kebiasaan baru adalah hal utama,” ucap Savero.

Sebagai mahasiswa apa yang bisa dilakukan?

Menurut Savero yang selama berkuliah di Kampus Fikom Unpad aktif dalam lembaga yang peduli pada penanganan mahasiswa yang mengalami depresi ini menegaskan bahwa kolaborasi adalah kunci.

“Bukan lagi kompetisi. Karena kita bukan superhuman yang bisa melakukan semua hal sendiri. Di sinilah perlunya kolaborasi dan kerjasama. Gambarannya ibarat puzzle bagaimana setiap bagian saling mengisi dan menutup bolong masing-masing,” ucapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved