Corona di Bali
Lapangan Parkir Dishub Buleleng Jadi Titik Kumpul Pasien Corona, Sopir Diimbau Tak Khawatir Uji Kir
ia mengimbau kepada para sopir untuk tidak perlu khawatir terpapar covid-19, sebab lokasi pengumpulan pasien dengan tempat pelayanan uji KIR berjauhan
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Sopir yang hendak melakukan uji kir di kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Buleleng diimbau untuk tidak perlu khawatir.
Imbauan ini disampaikan, setelah Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng memutuskan untuk mengumpulkan pasien Covid-19 di lapangan parkir Dishub Buleleng, sebelum diberangkatkan ke fasilitas yang disediakan provinsi, sempat menimbulkan kekhawatiran.
Kepala Dishub Buleleng, Gede Sandhiyasa dikonfirmasi Rabu (7/10/2020) mengatakan, sejauh ini dirinya belum menerima keluhan dari para sopir yang melakukan layanan uji KIR.
Namun demikian, ia mengimbau kepada para sopir untuk tidak perlu khawatir terpapar covid-19, sebab lokasi pengumpulan pasien dengan tempat pelayanan uji KIR berjauhan.
• Lantik Pengurus Golkar se-Bali, Sugawa Korry Targetkan pada Pilkada Menang di Tiga Daerah
• Koster Salurkan Anggaran Tambahan ke Desa Adat Rp 74,65 M, Dimanfaatkan untuk Penanganan Covid-19
• Dikabarkan Golkar Tabanan Tak Solid di Pilkada, Nyoman Wirya Sebut Hanya Isu
Selain itu, seluruh areal Dishub juga rutin dilakukan penyemprotan cairan disinfektan.
“Ini kan tugas kemanusiaan juga, jadi harus sama-sama dimaklumi. Lokasi titik kumpulnya juga hanya satu tempat di pojok lapangan parkir. Sementara lokasi uji kir kan khusus di depan kantor. Sementara lokasi titik kumpul jauh di barat, dan itu areal terbuka,” terangnya.
Sementara Sekda Buleleng juga sebagai Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, keputusan untuk menjadikan lapangan parkir Dishub Buleleng sebagai titik kumpul pasien covid-19 sebelum dipindahkan ke provinsi, berdasarkan analisa dari berbagai pihak.
Sebab lapangan parkir Dishub Buleleng sendiri dinilai cukup luas dan sepi, sehingga peluang untuk menularkan virus dirasa cukup kecil.
“Kalau dikumpulkan di puskemas dulu, ruangannya kecil. Bus juga sulit untuk masuk. Sementara kalau di rumah sakit, takutnya malah menimbulkan kegaduhan pada pasien lain. Sedangkan kalau di Dishub kan lapangan parkirnya luas.
Tidak banyak interaksi juga, tidak sampai menyentuh kantor. Pasien juga kami berangkatkan dengan bus milik Dishub agar mereka nyaman dan aman, karena perjalannya kan cukup jauh” jelas Suyasa.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng ini juga menegaskan, pasien yang dibawa pun sejatinya dalam keadaan sehat alias tidak bergejala, namun berdasarkan hasil swab test di tubuhnya terdapat virus corona atau covid-19.
Sehingga pasien pun diputuskan untuk diberangkatkan ke fasilitas isolasi yang ada di provinsi dengan menggunakan bus, karena dinilai tidak terlalu membutuhkan penanganan medis.
Sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penularan, sopir bus telah dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, serta dibuatkan sekat atau pembatas antara sopir dan pasien.
“Bus dan lapangan parkir juga setiap hari didisinfeksi, disemprot dengan cairan disinfektan. Kalau misalnya kami kirim dengan ambulans, kan daya tampungnya hanya bisa satu orang, sehingga dirasa kurang efektif. Kecuali menjemput pasien dari rumahnya untuk dibawa ke Dishub baru lah menggunakan ambulans masing-masing puskemas,” ucapnya.
• Dalton Ichiro Tanonaka Ditangkap di Apartemen, Buron Selama 2 Tahun, Terpidana Penipuan Rp 7 Miliar
• Bocah 12 Tahun Hidup Sebatang Kara, Ibu Bakar Bayi Hidup-hidup, Ayah Terlena Narkoba
• Angka Kesembuhan Covid-19 di Bangli Sangat Tinggi
Disisi lain, terkait perkembangan covid-19 di Buleleng, pada rabu (7/10/2020) terdapat penambahan sembilan kasus baru terkonfirmasi.