Human Interest Story

Kisah Inspiratif Putu Agus Suradnyana, Berawal dari Pengusaha Properti hingga Jabat Bupati Buleleng

Dimana, PAS mulanya berkeinginan untuk kuliah di jurusan Kedokteran, Universitas Udayana, namun tidak diterima.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat mengikuti acara bincang-bincang bersama Pimpinan Perusahaan Tribun Bali, Fauzan Marasabessy dalam acara Bli Ojan Inspirasi Bali, pada Selasa (20/10/2020) lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Tak banyak yang tahu,  dibalik tugasnya memimpin Buleleng sejak 2012 hingga 2022 mendatang, Putu Agus Suradnyana rupanya sosok pencinta otomotif, suka memasak, hingga memiliki banyak bisnis properti.

Hal tersebut diungkapkan oleh pria yang akrab disapa PAS ini saat mengikuti acara bincang-bincang bersama Pimpinan Perusahaan Tribun Bali, Fauzan Marasabessy dalam acara Bli Ojan Inspirasi Bali, pada Selasa (20/10/2020) lalu.

Dalam bincang-bincang itu, PAS menuturkan awal mula dirinya meniti karir di bidang properti, sekitar tahun 1980an.

Dimana, PAS mulanya berkeinginan untuk kuliah di jurusan Kedokteran, Universitas Udayana, namun tidak diterima.

Baca juga: Pakar Komunikasi Aqua Dwipayana Beri Motivasi Jajaran Polisi Militer Lanud I Gusti Ngurah Rai

Baca juga: Pasca Libur Panjang, Kasdam IX/Udayana Hadiri Rakor Kesiapan Penanganan 3T

Baca juga: Selama Libur Panjang, 73.817 Penumpang Masuk dan Keluar Bali Melalui Bandara Ngurah Rai

PAS lantas memutuskan untuk menunda mengenyam pendidikannya di bangku kuliah selama satu tahun.

Selama itu, ia mengaku sering bergaul dengan tukang bangunan hingga mandor.

"Saat itu saya tinggal di Jalan Nangka, Denpasar. Daerah yang baru berkembang. Sehingga saya tertarik untuk ngambil kuliah di Fakultas Teknik Arsitektur di Udayana," terangya.

Dalam perjalanan kuliahnya, PAS baru menyadari jika dalam teknik asritektur membutuhkan modal besar, untuk membeli alat-alat gambar.

Bahkan, di tahun keempat saat ia kuliah, sang ayah tiba-tiba sakit keras, hingga meninggal dunia.

Tak ada pilihan lain, PAS pun memaksakan dirinya untuk bekerja lebih keras.

"Saat ayah saya meninggal itu sudah masuk ujian. Tidak punya biaya. Namun karena saya pandai bergaul di lingkungan tukang, saya pun belajar menggambar rumah. Sampai akhirnya mulai ngambil kerjaan bikin rumah.

Masuk semester tujuh, saat itu usia saya masih 24 tahun, mulai ketagihan bekerja. Saat itu saya mulai dapat proyek besar, bikin hotel di wilayah Kuta. Lihat usia segitu banyak yang tidak berani ambil proyek besar apalagi belum tamat kuliah. Tapi kemauan saya tinggi karena tidak punya uang, jadi saya banyak diskusi dan dibantu oleh teman-teman tukang dan mandor. Saya kerja sampai tidur di bedeng dan di gudang," ungkapnya.

Kerja keras PAS akhirnya membuahkan hasil.

Pada usia 27 tahun ia berhasil menjadi seorang kontraktor besar, bahkan terpilih menjadi ketua DPD REI pada tahun 1999 hingga 2005. 

Baca juga: Keponakan 9 Tahun Menjerit di Ranjang, Sang Paman Beraksi setelah Mencongkel Pintu Kamar

Baca juga: Laporan KASN: Terkait Pilkada Serentak, Pelanggaran Netralitas ASN Tertinggi di Wilayah NTB

Baca juga: Gelar Rossi dan Marquez di MotoGP Merupakan Setingan? Begini Klarifikasi Eks Pembalap MotoGP

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved