Serba Serbi
Pura Dalem Pingit, Saksi Sejarah Pertama Kali Gajah Mada Menginjak Pulau Bali
Pertama kali maha patih Gajah Mada turun di tanah Bali adalah di Pura Dalem Pingit
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali berkesempatan menelusuri lokasi ini, yang sekarang sedang dalam pembangunan prasada linggih Ida Bhatara Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan di Tegal Sahang, Samplangan, Gianyar, Bali.
Ida Sri Bhagawan Sabda Murthi Dharma Kerti Maha Putra Manuaba, sebagai satu di antara penanggung jawab pembangunan pelinggih ini menjelaskan banyak hal.
Berawal dari wangsit dalam pertemuan gaib, antara dirinya dengan Ida Bhatara Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan.
Kemudian, ia diminta membangun prasada penunggalan Majapahit dan Bali di lokasi awal Gajah Mada menginjakkan kaki ini.
“Setelah pertemuan gaib itu, saya membaca beberapa Babad Dalem dan ternyata benar seperti yang beliau katakan,” jelasnya, Selasa (3/11/2020) di Gianyar.
Petunjuk gaib untuk membangun di Carik Sandat itu, jelas dia, guna mengingatkan sejarah bahwa keraton awal Majapahit di Bali adalah di Samplangan, bukan di Klungkung.
Terkait dinasti Dalem Samprangan, kata dia, Ida Bhatara Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan setelah dinobatkan sebagai adipati Bali Dwipa oleh raja Majapahit.
Kemudian bersama rombongannya berangkat ke Bali melalui pelabuhan Rangkung di Pantai Lebih, Gianyar, dari Jawa.
“Setelah itu beliau menelusuri sungai, hingga tiba di tempat perkemahan Gajah Mada di Carik Sandat, atau Tegal Sahang, Desa Samplangan, Gianyar ini. Wilayah ini diapit dua sungai, yakni sungai Sangsang dan Cangkir,” sebutnya.
Sebelumnya, Patih Gajah Mada telah lebih dahulu sampai ke lokasi tersebut, guna menyelidiki raja Bali terdahulu, yaitu Raja Bedahulu.
Pasca kekalahan Raja Bedahulu, lokasi perkemahan tersebut akhirnya dijadikan istana kerajaan bernama Linggarsa Pura.
Sebagai cikal bakal kerajaan dinasti Ida Bhatara Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan di Bali Tengah.
Ia mengatakan, hanya dua periode istana kerajaan bertempat di Samplangan, sebelum akhirnya pindah ke wilayah Klungkung.
Setelah itu, tidak lagi ada yang rungu dengan tempat awal bersejarah ini.
Karena pusat kerajaan dari Samplangan pindah ke Klungkung.