15 Persen Ruang Kelas SD di Karangasem Rusak, Sebagian Siswa Khawatir Belajar di Ruang Kelas
Sekitar 2.200 ruang kelas SD di Kabupaten Karangasem atau hampir 15 persen dalam keadaan rusak.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Sekitar 2.200 ruang kelas SD di Kabupaten Karangasem atau hampir 15 persen dalam keadaan rusak.
Ada ruang yang atapnya bocor, plafon jebol, tembok retak dan pecah, serta kerangka bangunan keropos.
Persentase kerusakan variatif, tergantung kerusakan bangunan sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, Gusti Ngurah Kartika mengatakan, ruang kelas rusak tersebar di beberapa Kecamatan di Karangasem.
Baca juga: Jika Trump Tak Mau Tinggalkan Gedung Putih, Joe Biden Bisa Gerakkan Kekuatan Militer
Baca juga: Terungkap, Shin Tae-yong Pernah Usir Pemain Timnas U-19 Indonesia Karena Alasan Ini
Baca juga: Kontrak Akan Habis, Leonard Tupamahu Berharap Pensiun Bersama Bali United
Terbanyak di Kecamatan Abang, Kubu, Selat, Bebandem, Manggis, serta Kecamatan Sidemen dan Kecamatan Karangasem.
"Sesuai data dapodik, ruang kelas (SD) yang rusak sedang sebanyak 153 ruangan. Sedangkan ruang yang rusak berat 161 unit. Sedangkan sisanya sebagian besar masih layak digunakan,"ungkap Gusti Ngurah Kartika, Jumat (6/11/2020) siang.
Pejabat asal Kecamatan Sidemen menjelaskan, ruang kelas yang rusak disebabkan karena usia bangunan sudah tua.
Rata - rata usia bangunan SD di Kabupaten Karangasem berdiri sejak era Presiden Soeharto.
Baca juga: Dikabarkan Bercerai, Ririn Dwi Ariyanti Ungkap Alasan Tak Hadir di Ulang Tahun Aldi Bragi
Baca juga: Klub Liga 2 Akan Dapat Tambahan Subsidi Sebesar Rp 100 Juta oleh PT LIB
Baca juga: Upaya Trump untuk Hentikan Penghitungan Suara Gagal, Hakim Federal Tolak Gugatannya
Kadang bangunan fisik di luar kelihatan bagus, tetapi kondisi di dalam keropos atau rusak parah.
Ditambahkan, ada beberapa ruang kelas yang rusak akibat gempa lombok beberapa tahun lalu.
Mengingat gempa lombok besar, terasa hingga ke Karangasem.
"Banyak ruang kelas yang retak lantaran gempa lombok, dan hingga kini belum mendapat perbaikan dari pemerintah,"tambahnya.
Banyak ruang kelas yang rusak berdampak ke proses belajar mengajar.
Sebagian siswa khawatir belajar di dalam kelas karena bangunannya cukup memprihatinkan.
Baca juga: Pekerja Migran Indonesia Kembali Bekerja, Tujuan Dibatasi Hanya 23 Negara
Baca juga: Periode Bulan Oktober 2020, Pergerakan Penumpang di Bandara Ngurah Rai Tumbuh 30 Persen
Baca juga: Terbukti Edarkan Sabu dan Ekstasi, Hendrik Akui Pasrah Dibui 13 Tahun
Ada juga beberapa siswa yang terpaksa belajar di luar ruang kelas lantaran khawatir. Seperti SD Negeri 1 Tiying Tali, Abang.