Setelah Ikuti Pelatihan, Peserta Program ICRG di Bali Mulai Kerjakan Struktur Tanam Terumbu Karang
Direktur Jasa Kelautan Ditjen PRL, Miftahul Huda hadir ditengah-tengah warga dalam kegiatan hari pertama mulainya program padat karya ICRG ini
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
"Semuanya mulai hari ini yang besarnya selain disini juga di Pandawa, Serangan, Sanur dan Nusa Dua. Tetapi memang proses pelatihannya dua minggu karena kita harus meyakinkan masyarakat untuk membikin kayak gini itu bisa dilakukan tanpa basis keilmuan dan skill tertentu," imbuhnya.
Untuk penanaman terumbu karang akan dilakukan dengan delapan metode diantaranya seperti hexadome/fishdome, spider, dan berbagai metode lainnya akan dipadukan dengan patung termasuk rumah batako yang diusulkan Bapak Menteri KKP.
"Kenapa rumah batako itu diusulkan Pak Menteri? Karena dari rumah batako itu paling murah tetapi dengan membuat struktur dari rumah batako terumbu karang itu ikan-ikan makin banyak. Nah Pak Menteri ingin menerapkan itu juga di Bali sehingga tidak hanya karang nya yang kita tumbuhkan tapi ada ikan-ikan yang bisa banyak disekitar karang tadi sehingga bisa menjadi pendapatan lain dari nelayan," papar Miftahul Huda.
Suryo Kusumo selaku Wakil Ketua Pengurus Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia (AKKII) menyampaikan untuk di Tanjung Benoa ini menggunakan delapan metode penanaman terumbu karang, yakni meja, pipa, fishdome, RB, batako, marrs, patung dan biorock.
Siang ini masyarakat yang mengikuti program padat karya ICRG pun mulai bekerja bersama membuat struktur metode pipa.
"Pipa paralon di potong satu meter dan ujungnya runcing nanti ditancap-tancapkan di laut. Dan nanti di ujung paralon itu ditanam karang biar karang tumbuh. Masa pekerjaan kita sekarang itu dipotong, kemudian memotong besi untuk behel yang di dalam paralon itu kemudian dicor kemudian bikin substrat semen untuk sistem meja. Jadi hari ini kita lakukan pengerjaan itu," papar Suryo.
Ibu-ibunya buat substrat semen untuk penanaman karang dengan metode karang dan bapak-bapaknya memotong pipa untuk metode penanaman pipa.
Dan begitu struktur metode tanamnya sudah selesai lalu akan kita devert tanam di laut.
"Pekerjaannya ini bertahap dan kalau misalkan selesai nanti tinggal kita devert tancepin disana. Bibit karang juga tidak hanya dari Bali tapi ada dari daerah lain juga dan butuh proses juga," tambahnya.
Kepala Perwakilan AKKII Bali, Irene Yunani menuturkan untuk bibit terumbu karang yang akan ditanam pada program ICRG ini ada dari Banyuwangi Jawa Timur dan daerah lainnya.
"Kita sesuaikan dengan kebutuhan bibitnya nanti. Alasannya mengambil bibit terumbu karang dari daerah lain karena kalau sesuai dari arahan KLHK bibit terumbu karang diambil dari budidaya. Bibitnya tidak ambil dari alam tapi dari pelaku budidaya, harus jelas legalitasnya atau izinnya," ungkap Irene.
Ia menegaskan semua program restorasi terumbu karang tidak boleh mengambil langsung dari alam kalau tidak memungkinkan stok dari pebudidaya karang karena tidak mencukupi boleh mengambil dari alam tapi maksimal 25 persen.
"Misalkan satu koloni satu hamparan, maksimal itu 25 persen bisa diambil. Tapi itu opsi kedua, opsi pertama tadi dari pebudidaya tadi," jelasnya.(*)