Pernah Ada 2000 Wisatawan Berkunjung, Kini Desa Wisata Pinge Tabanan Masih Sepi Pengunjung
Suasana di Desa Adat Pinge, Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali tampak asri, Senin (9/11/2020).
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Ketika berbunga, harum dari bunga cepaka tersebut tercium hingga wilayah kerajaan Marga (sekitar 8 km).
Asal kata Pinge tersebut diambil dari pohon tersebut, yang mana Pinge berarti putih atau suci.
"Sampai raja Marga kaget, kok ada bau harum sekali selama satu bulan. Ia pun kemudian mengutus patih geluntung untuk mengecek. Dan setelah dicek ternyata ada pemukiman dan ada pohon cempaka putih yang sangat besar dan mengeluarkan bau harum," tuturnya sembari mengatakan hingga saat ini juga logo dari Desa Pakraman Pinge adalah Bunga Cepaka.
Kemudian, kata dia, Desa Pakraman Pinge juga memiliki awig-awig (aturan) yang dibuat oleh para leluhur dan harus selalu ditaati oleh penduduknya sendiri.
Seperti, untuk menjaga kebersihan dan keasrian wilayah Pinge, setiap penduduk dilarang untuk membangun melewati tembok penyengker (pembatas).
Sehingga, di Banjar Pinge ini tidak ditemukan bangunan di luar dari penyengker.
Kemudian ada juga awig-awig setiap lima belas sekali, para penduduk diharuskan melakukan pembersihan wilayah depan rumah.
Bahkan, Banjar Pinge ini juga sempat meraih Juara II lomba Desa Adat tingkat Provinsi Bali sekitar tahun 1987 silam.
"Jadi itu salah satu awig-awig-nya di sini (Banjar Pinge) yang sudah diterapkan sejak zaman leluhur. Jadi awig-awig-nya dibuat oleh leluhur," jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pengelola Desa Wisata Pinge ini.
Pinge Menjadi Desa Wisata
Banjar Pinge juga sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata sejak 18 Juli 2004 silam. Hal itu bermula pada tahun 2003 awal, sat itu dirinya melihat banyak wisatawan dengan mengendarai sekitar 30 unit mobil PW dan diantar oleh guide berkunjung ke Banjar Pinge.
Ia pun mulai berpikir, mengapa mereka hanya lewat saja tanpa ada kontribusi terhadap Desa Pakraman Pinge ini.
"Awalnya kok tamu-tamu semua datang ke sini. Apasih yang menarik di Pinge ini? ternyata para wisatawan ini tertarik dengan Pinge karena keasrian dan kelestarian wilayahnya," tuturnya.
Pemikiran tersebut kemudian dikembangkan dengan mengusulkan Desa Adat ke DInas Pariwisata Provinsi Bali ini agar diteliti.
Karena banyak wisatawan banyak yang berkunjung. Setelah itu, datanglah tim dari Fakultas Pertanian Unud untuk melakukan penelitian dengan mewancarai seluruh elemen masyarakat termasuk wisatawan yang ada di Banjar Pinge.