Serba serbi
Perlu Ritual Khusus, Cukli Diklaim Ampuh Bantu Atasi Cetik
Dalam ilmu pengobatan Bali, atau yang lebih dikenal dengan Usada Bali, ada yang dikenal dengan Sato Pramana, atau tamba berasal dari binatang.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam ilmu pengobatan Bali, atau yang lebih dikenal dengan Usada Bali, ada yang dikenal dengan Sato Pramana, atau tamba berasal dari binatang.
Diolah dan diracik, serta diramu dengan berbagai jenis minyak kelapa.
Salah satu binatang yang bisa digunakan, adalah Cukli Lungsir yang merupakan hewan laut.
Pendiri Pasraman Pasir Ukir, I Kadek Satria, menjelaskan bahwa Cukli ini ampuh untuk mengobati sakit akibat cetik.
Baca juga: Bali Catatkan Rekor Kasus Harian Covid-19 Tertinggi dengan 230 Positif, Didominasi Klaster Poltrada
Baca juga: Pemerintah Kurangi Cuti Bersama, Kunjungan Wisatawan ke Bali Berpotensi Terdampak
Baca juga: Membangun Tanpa Izin, Pembangunan Gedung Lantai II di By Pass IB Mantra Dihentikan
Hewan sejenis siput laut ini, kata dia, diyakini bisa mengobati cetik atau racun dari ilmu Leak yang kerap mematikan.
Apalagi di Bali, cetik dipercaya masih sering terjadi hingga saat ini. "Cukli bisa dibuat minyak," jelasnya kepada Tribun Bali, Kamis (3/12/2020).
Hal itu memang ada di dalam lontar Usada Cetik.
Hewan ini bisa ditemukan di tengah laut. Ia menjelaskan, bahwa minyak ini harus diawasi penggunaannya oleh balian. Khususnya balian yang menangani pasien terkena cetik.
Baca juga: Desa Adat Gulinten Karangasem Gelar Nyepi Adat, Jika Ada Krama Melanggar Didenda 25 Kg Beras
Baca juga: Dapat Apresiasi, RAPBD Badung 2021 Pertama Dievaluasi dan Disetujui Gubernur Bali
Baca juga: Gelandang Bali United Sidik Saimima Latihan Bareng Pemain Persebaya Surabaya
"Nanti Balian yang mengolah, dan mengawasi pengobatannya," tegasnya.
Pria yang juga Dosen Filsafat Agama Hindu, Veda dan Pendidikan Agama Hindu ini, mengatakan penyakit karena cetik ada ciri khusus. Dan kemudian ditentukan obatnya.
Hasil pengobatannya, biasanya menunjukkan gejala muntah, mencret, dan sebagainya.
Itu merupakan efek obat, yang telah bekerja di dalam tubuh. Sembuh atau tidaknya pun, hanya balian yang mengobati yang tahu.
Terkadang saat pengobatan, akan keluar rambut, medang, dan lain sebagainya.
Nama latin cukli ini, adalah Nautilus Pompulius. Termasuk hewan langka, dan cukup sulit ditemukan. Karena hidup di kedalaman 150 meter sampai 300 meter di bawah permukaan laut.
Baca juga: Positif Covid-19 di Denpasar Bertambah 32 Orang, 1 Meninggal, Tercatat Lonjakan di 4 Desa/Kelurahan
Baca juga: Wayan Anom Seorang Difabel Ciptakan Peluang Usaha Manfaatkan Marketplace
Baca juga: Tabanan Berencana Usulkan 1.000 Formasi PPPK, Guru Kontrak dan Honorer Jadi Prioritas
"Kadang perlu ritual khusus mendapatkan Cukli ini, karena sulit ditemukan," katanya.
Untuk meramunya dibutuhkan minyak kelapa murni atau tandusan. Dari 11 jenis kelapa, di antaranya kelapa hijau, kelapa udang, kelapa sudamala, kepala rangda dan lainnya.
Cara pembuatannya, dengan minyak kepala ditaruh di wajan dan Cukli digoreng.
Setelah minyak panas, kompor dimatikan. Dalam keadaan panas itu, Cukli diiris sebesar ibu jari baru digoreng.
Setelah jadi minyak Cukli dimasukkan ke dalam botol, ditutup rapat dengan lilin atau lem dan ditanam di perempatan selama 3 hari.
Baca juga: Terowongan Zaman Belanda Sepanjang 480 Meter Ditemukan di Areal Proyek Bendungan Tamblang
Baca juga: Update Covid-19 di Bali: Kasus Positif Bertambah 230 Orang, 125 Pasien Sembuh dan 5 Meninggal
Baca juga: Tabanan Berencana Usulkan 1.000 Formasi PPPK, Guru Kontrak dan Honorer Jadi Prioritas
Kemudian ditanam dikuburan selama 21 hari, dan terakhir di depan Pelinggih Kemulan selama 42 hari. Berisi sesajen minimal segehan dan canang sari.
Dalam prosesnya, harus dirahasiakan karena rawan dicuri.
"Saat di kuburan, biasanya ditanam di arah Kelod Kangin," sebutnya.
Dengan ritual khusus, sehingga diberi izin oleh Hyang Bhatara di Pura Dalem. Serta tidak diganggu oleh penunggu di setra.
"Pengobatan itu cukup populer, dari dulu sampai sekarang karena sudah bergeser ke pabrikan, yang lebih praktis dan bermanfaat untuk detoksifikasi atau penetral alergi dan keracunan," jelas I.B. Suatama, Dosen Prodi Ayurweda UNHI.
"Minyak Cukli ini bisa digunakan untuk detoksifikasi, mengobati luka yang baru diolesi, setelah luka itu dibersihkan," katanya.
Selain Cukli Lungsir, ada pula madu yang juga termasuk Sato Pramana. Madu bisa dipakai tamba, untuk bayi yang jampi di mulutnya.
Bisa juga menambah imun tubuh, luka baru, serta meningkatkan stamina.
Susu juga termasuk Sato Pramana. Bisa digunakan untuk bayi dan anak anak, yang sedang berkembang. Minuman susu secara rutin, atau air susu ibu juga bisa digunakan untuk obat mata pada bayi, yang matanya infeksi atau merah.
Telur juga termasuk Sato Pramana. Baik kuningnya maupun putihnya, dengan pengolahan bisa direbus sampai matang.
"Bukan setengah matang apalagi mentah, karena tidak baik untuk tamba," jelasnya. Ia menyebutkan, untuk detoksifikasi atau penetral alergi dan keracunan.
Bisa menggunakan VCO (virgin coconut oil). Takarannya dua sendok makan, dengan air klungah segar satu gelas. (*)