Berita Denpasar
4 Alasan Denpasar Tunda Sekolah Tatap Muka Hingga Maret 2021, Banyak Asumsi Mulai Januari
Pemerintah Kota Denpasar bakal menunda sekolah tatap muka hingga Maret 2021. Ada 4 faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembelajara
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM - Pemerintah Kota Denpasar bakal menunda pembelajaran tatap muka atau sekolah tatap muka hingga Maret 2021.
Hal ini terungkap saat Komisi IV DPRD Kota Denpasar menggelar pertemuan bersama Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar terkait persiapan pembelajaran tatap muka untuk SD dan SMP di Kota Denpasar, Selasa (22/12/2020).
Rapat yang berlangsung di ruang sidang DPRD Kota Denpasar tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi IV DPRD Kota Denpasar, I Wayan Duaja.
Dalam kesempatan tersebut, Kadis Dikpora Denpasar I Wayan Gunawan memaparkan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran tatap muka.
Baca juga: BREAKING NEWS Pemerintah Kota Denpasar Tunda Pembelajaran Tatap Muka Hingga Maret 2021
Baca juga: Persiapan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka, Denpasar Gunakan Aplikasi Jagabaya
Pertama yakni faktor resiko penularan atau penyebaran Covid-19.
Berdasarkan data yang ia peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar, untuk tingkat resiko penyebaran Covid-19 di Kota Denpasar sebesar 26.3 persen.
“Artinya, apabila dilakukan tes kepada 100 penduduk, maka sebanyak 26.3 persennya positif Covid-19,” kata Gunawan.
Dan kondisi ini sangat berbahaya apalagi untuk anak-anak di tingkat SD dan SMP.
“Bayangkan jika anak-anak positif Covid-19, mereka harus diisolasi atau masuk rumah sakit tanpa pendampingan, bagaimana kondisi psikis mereka. Sehingga kami mengutamakan kesehatan anak,” kata Gunawan.
Faktor kedua terkait kesiapan fasilitas kesehatan jika nantinya ada peserta didik yang ternyata positif Covid-19.
Sehingga pihaknya pun akan mempersiapkan rumah singgah yang layak anak.
Faktor ketiga yakni terkait kesiapan sekolah yang harus mempersiapkan protokol kesehatan termasuk jarak tempat duduk antar siswa yakni minimal 1,5 meter.
Pertimbangan keempat yakni akses untuk melakukan pembelajaran daring. “Apabila akses untuk pembelajaran daring sudah bagus, kenapa kita harus tatap muka dengan mengambil resiko. Ini juga perlu pertimbangan,” kata Gunawan.
Gunawan juga memaparkan telah melakukan rapat dengan PJ Sekda Kota Denpasar bersama beberapa OPD terkait.
Baca juga: BERITA BALI TERKINI Denpasar Tunda Pembelajaran Tatap Muka | Koster Bantah Tuduhan Hambat Pariwisata
Baca juga: Dilaksanakan di Semua Zona, Sekolah Tatap Muka di Bangli Direncanakan Mulai 4 Januari 2021
“Berdasarkan rapat tersebut, sebagian besar OPD terkait mengharapkan untuk menunda pembelajaran tatap muka sampai Maret 2021. Sambil menunggu cukup dilakukan sinulasi tatap muka,” katanya.
Dalam simulasi ini pihaknya akan menunjuk beberapa sekolah yang telah memenuhi persyaratan, yakni masuk dalam wilayah zona hijau dan maksimal zona kuning.
Siswa maupun guru yang boleh ikut simulasi juga harus berasal dari zona hijau dan zona kuning.
“Semua itu bisa dilihat dalam aplikasi Jagabaya, dari sana sekolah akan melihat siapa saja siswa yang bisa ikut simulasi,” kata Gunawan.
Sekolah yang ditunjuk sebagai tempat simulasi juga menyiapkan sarana protokol kesehatan yang lengkap.
“Lama anak di sekolah dalam simulasi tidak boleh lebih dari 2 jam pelajaran. Dan peserta didik paling banyak hadir ke sekolah seminggu dua kali,” imbuhnya.
Gunawan juga mengatakan, jikapun pembelajaran tatap muka sudah dilaksanakan, itu hanya untuk mengobati kerinduan anak pada sekolah.
Sementara untuk kurikulum, selesai di rumah dengan melakukan pembelajaran di rumah atau daring maupun luring.
Pihaknya juga akan mendata guru yang memiliki penyakit bawaan agar tidak ikut dalam simulasi maupun pembelajaran tatap muka selama pandemi.
Guru juga akan menjalani tes baik swab maupun rapid yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan mulai Januari 2021.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Denpasar, I Wayan Murdana, mengatakan selama pembelajaran daring yang digelar satu semester ini secara umum telah berjalan baik hingga pembagian raport yang digelar hingga 19 Desember 2020.
“Dari 76 SMP di Denpasar, semester 1 ini sudah berjalan baik dengan sistem daring, tidak ada masalah berarti dan sesuai kurikulum walaupun tidak maksimal,” katanya.
Sementara untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka, pihaknya juga berharap dilaksanakan secara bertahap.
Saat ini di lapangan sudah tersebar asumsi dari orangtua maupun beberapa kepala sekolah bahwa Januari 2021 sudah tatap muka.
Padahal pemahaman yang diharapkan bukan seperti itu mengingat diperlukan persiapan yang matang agar jangan sampai ada kluster sekolah.
Dari pemaparan tersebut, semua anggota Komisi IV secara umum menyetujui ada yang dipaparkan oleh Kadisdikpora maupun Ketua MKKS.
“Untuk awal dalam masa peralihan tersebut SMP lebih dulu melakukan sosialisasi dan kami sepakat. Guru juga memang perlu dirapid test walaupun di sekolah sudah ada protokol kesehatan,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kota Denpasar, I Wayan Duaja.
Anggota Komisi IV, I Wayan Warka, menambahkan dalam pelaksanaan sekolah tatap muka termasuk simulasi diperlukan kehati-hatian.
Jangan sampai malah menimbulkan kehebohan karena ada siswa yang terpapar Covid-19 di sekolah.
“Andaikata terpapar satu siswa, ini akan heboh dan merusak citra pendidikan, apalagi orangtua nanti curhat di media sosial dan kadang bisa dibesar-besarkan,” ujarnya. (*)