Berita Karangasem
Harga Cabai di Karangasem Tembus Angka Rp 85 Ribu Perkilogram
Harga cabe di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Karangasem meningkat hingga 90 persen. Harga perkilogramnya tembus angka 80 hingga 85 ribu
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM - Harga cabe di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Karangasem meningkat hingga 90 persen.
Harga perkilogramnya tembus angka 80 hingga 85 ribu, dari harga awal 45 ribu.
Kenaikan harga terjadi jelang pergantian tahun, tepatnya tanggal 31 Desember 2020.
Seorang pedagang bumbu dapur, Ni Wayan Warni, mengaku,harga cabai rawit naik secara bertahap.
Dari harga seemula 45 ribu naik menjadi 50 ribu.
Baca juga: 14 Ribu Lebih Orang Tinggalkan Bali Via Bandara Ngurah Rai, Puncak Arus Balik Terjadi 3 Januari 2021
Baca juga: November 2020, Penerbangan Tujuan Internasional Tercatat Turun -2,13 Persen Secara Month To Month
Baca juga: BREAKING NEWS: Gubernur Koster Terima 31.000 Vial Vaksin Sinovac
Sehari kemudian naik jadi 60 ribu, hingga kini menembus angka 85 ribu.
Kemungkinan harga cabai akan terus naik dengan kondisi seeperti ini.
Peedagang asal Kelurahan Karangasem menduga, naiknya harga cabai karena musim yang tak bersahabat.
Cuaca yang anomali membuat pertumbuhan cabai tak normal.
Stok di petani menjadi terbatas dan harga makin mahal. Ditambah lagi permintaan cabai mengalami lonjakan.
Baca juga: Minta Warga Bali Sudahi Pro Kontra Vaksinasi Covid-19, Koster: Kita Harus Percaya Kebijakan Pusat
Baca juga: Gara-gara Gadai HP untuk Judi Sabung Ayam, Perbuatan Sebar Konten Asusila di Facebook Terbongkar
Baca juga: Prioritas Kedua Pemberian Vaksin Covid-19 Untuk TNI dan Polri
"Harga cabai rawit terus naik secara bertahap. Sekarang sudah tembus angka 85 ribu. Untuk lombok besar masih di kisaran angka 40 ribu perkilogramnya. Masih bisa dijangkau oleh pedagang,"ungkap Ni Wayan Warni saat ditemui di Pasar Amlapura Timur, Karangasem, Selasa (5/1/2021).
Warni sapaannya herharap, harga cabai segera turun, sehingga warga bisa menjangkau.
Terpenting yakni stok serta pasokan bisa bertambah.
Sekarang stok cabai mulai langka di Kabupaten Karangasem.
Setiap pedagang rata - rata hanya memperoleh 4 sampai 5 kilogram dari pemasok untuk dijual.
Baca juga: Jadi Korban Jambret, Anak Anggota TNI di Bali Ini Mengaku Kehilangan Barang Berharganya
Baca juga: Kepala Diskes Badung Sebut Vaksinasi Covid-19 Akan Difokuskan di Masing-masing Puskesmas
Baca juga: Baru Huni Kos 3 Hari, Sejoli Ini Ditemukan dalam Kondisi Mengenaskan, Pria Tewas Si Perempuan Kritis
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karangasem, Wayan Sutrisna, mengakui, harga cabai mengalami peningkatan di pasaran.
Kenaikan harga dipicu karena buruknya hasil pertanian lantaran kondisi cuaca tak bersahabat. Ditambah pendistribusian tak lancar.
Baca juga: Kunjungan Wisman ke Bali pada November 2020 Tercatat 65 Orang, Naik 12,07 Persen (Month to Month)
Baca juga: Diguyur Hujan Deras, Senderan Penyengker Pura dan Sanggah Warga di Manggis Karangasem Ambruk
"Pendistribusian kurang lancar, sehingga pasokan dari Jawa dan Lombok sedikit terhambat. Kondisi ini yang mempengaruhi pasokan barang di pasar. Kemungkinan besar karena diperketatnya masuk ke Bali,"ungkap Wayan Sutrisna, mantan Kabag Ekonomi Setda Pemda Karangasem.
Selain itu petugas Disperindag Karangasem akan terus koordinasi dengn Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Karangasem agar disampaikan ke Pemerintah Provinsi Bali.
Sehingga apa yang menjadi masalah di Kab Karangasem bisa diketahui dan bisa dicarikan solusi masalahnya. (*)