Pelebon Tokoh Puri Klungkung Dijaga Ratusan Petugas, Pengarah dan Keluarga Jalani Rapid Antigen
Pelebon Tokoh Puri Klungkung Dijaga Ratusan Petugas, Pengarah dan Keluarga Jalani Rapid Antigen
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Aloisius H Manggol
" Jadi semua sarana upacara memang dibuat sederhana dan kecil, sehingga tidak membutuhkan banyak orang untuk menggotongnya," jelas Ida Dalem.
Prosesi upacara dimulai sekira pukul 11.30 Wita.
Jenazah beriringan dengan naga banda, dari Puri Agung Klungkung menuju Catus Pata Semarapura.
Iring-iringan itu tampak tidak terlalu panjang, berkisar kurang dari 50 orang.
Kepolisian pun sangat menjaga ketat prosesi tersebut.
Bahkan meminta masyarakat tanpa memiliki tanda pengenal, untuk menjauh dari lokasi prosesi.
Tidak tampak iring-iringan panjang warga selayaknya prosesi pelebon tokoh puri seperti pada umumnya, karena jumlah pengayah yang terlibat langsung minim.
Jenazah diusung ke Bade sekitar pukul 12.00 Wita, lalu dibawa ke pegedengan (lokasi pembakaran jenazah) dengan iring-iringan keluarga puri, pengayah, dan pengawakan ketat petugas kepolisian. (Mit)
Pelebon Tidak Bisa Ditunda Lagi
Penglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smara Putra menjelaskan, sebenarnya pelebon almarhum Tjokorda Gde Agung rencananya dilaksanakan bulan September 2019 lalu.
Hanya saja karena pandemi, upacara pelebon terhadap mantan Bupati Klungkung periode 1983-1993 itu dilaksanakan Rabu (6/1/2020).
"Kami tidak bisa menunda lagi pelebon ini. Karena kami tidak tau kapan pandemi berakhir.
Sementara sebelum jenazah dipelebon, sesuai keyakinan kami tidak dapat lakukan upacara agama," ujar Penglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smara Putra.
Dengan pertimbangan itu pihak puri tetap memutuskan pelebon dilaksanakan saat pandemi, walaupun prosesi menjadi sangat sederhana.
Serta harus sesuai prokes dan dikawal ketat petugas kepolisian.
" Walau sederhana dan dengan prokes ketat, ini tidak mengurangi makna dari prosesi ini," jelasnya. (mit)