Berita Jembrana
Di Tengah Pandemi, Mbah Roni Cari Kerang di Hutan Mangrove, Sehari Hasilkan Rp 60 Ribu
Saban hari, Mbah Roni sapaan akrabnya menyediakan kebutuhan kerang di Warung Mangrove Desa Budeng. Ia pun mencari di hutan mangrove bersama seorang
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Di tengah situasi sulit karena pandemi Covid-19, berbagai upaya dilakukan untuk dapur tetap ngebul.
Kelompok KTH Wana Merta Desa Budeng pun membangun Eco Wisata dengan memanfaatkan 25 hektare hutan mangrove yang diserahkan pengelolaannya oleh pemerintah pusat.
Atas hal ini, kelompok Desa Budeng itu pun mendirikan warung makan sehingga tercipta ekosistem perekonomian, dengan memanfaatkan warga sekitar untuk menyediakan bahan masakan.
Baca juga: Curi Puluhan Unit Barang Eletroknik di Tujuh Sekolah, Residivis Kambuhan Dihukum Tiga Tahun Penjara
Baca juga: Denpasar dan Badung Wajib Melaksanakan PSBB, SE Mulai Berlaku 9 Januari 2021
Baca juga: Upaya Kendalikan Penyebaran Covid-19, Denpasar & Badung Wajib Laksanakan Instruksi Mendagri 01/2021
Salah satu petani atau pencari kerang ialah Nyoman Roni, perempuan paruh baya yang tidak mengingat berapa usianya.
Namun kerut di wajahnya sudah nampak terlihat.
Saban hari, Mbah Roni sapaan akrabnya menyediakan kebutuhan kerang di Warung Mangrove Desa Budeng.
Ia pun mencari di hutan mangrove bersama seorang rekannya.
Mereka mencari mulai pukul 06.00 WITA hingga pukul 13.00 WITA.
Baca juga: Ular Sanca 3 Meter Ditemukan Melingkar di Sebelah Kandang Anjing Milik Warga di Sanur
Baca juga: Seorang Pria Mabuk dan Mengamuk di Tempat Makan di Sanur, Pernah Diamankan Karena Masalah Serupa
Baca juga: 21 Pejabat Pemkab Klungkung Dimutasi
Sedari pagi, mereka menyusuri hutan mangrove dengan membawa sabit.
Kemudian, dengan sabit itu pulalah, ia mengureg (melubangi lumpur) untuk mencari kerang di sarangnya.
Seekor kerang yang diambil kemudian dimasukkan ke dalam karung yang telah dibawanya.
Mbah Roni mengaku, bisa menghasilkan lima hingga enam kilogram sehari.
Kemudian, ia jual ke warung atau orang sebagai tengkulak kerang.
Harga per kilogram itu pun berkisar Rp 10 ribu per ekor kerang.
Baca juga: Pemkab Tabanan Beli 2 Unit Mobil Damkar, Dianggarkan Lewat APBD 2021 Senilai Rp 3,5 Miliar
Baca juga: Lumba-lumba Sepanjang 1,3 Meter Ditemukan Mati Terdampar di Pantai Rambut Siwi
Baca juga: Habis PKM Terbitlah PSBB, Dewa Gede Rai: Pintu Masuk Denpasar Tidak Dijaga Seperti Saat PKM
Lumayan, bahwa penghasilannya itu mampu menghidupinya untuk bertahan hidup di tengah situasi sulit pandemi Covid-19.