Berita Klungkung
Pelebon Tokoh Puri Klungkung Dijaga Ketat Kepolisian, Tak Ada Bade Tumpang 11
Pelebon Tokoh Puri Klungkung Dijaga Ketat Kepolisian, Tak Ada Bade Tumpang 11 dan Pengayah Rapid Antigen
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Hal ini dimaksudkan agar tidak ada banyak iring-iringan.
Sarana upakara itu juga didorong dengan bantuan roda, agar tak butuh banyak tenaga untuk menggotongnya.
"Jadi semua sarana upacara memang dibuat sederhana dan kecil, sehingga tidak membutuhkan banyak orang untuk menggotongnya," jelas Ida Dalem.
Prosesi upacara dimulai sekira pukul 11.30 Wita.
Jenazah beriringan dengan naga banda dari Puri Agung Klungkung menuju Catus Pata Semarapura.
Iring-iringan itu tampak tidak terlalu panjang, berkisar kurang dari 50 orang.
Kepolisian pun menjaga ketat prosesi tersebut.
Bahkan meminta masyarakat tanpa memiliki tanda pengenal untuk menjauh dari lokasi prosesi.
Tidak tampak iring-iringan panjang warga selayaknya prosesi pelebon tokoh puri seperti pada umumnya, karena jumlah pengayah yang terlibat sangat minim.
Jenazah diusung ke bade sekitar pukul 12.00 Wita, lalu dibawa ke pegedengan dengan iring-iringan keluarga puri, pengayah, dan pengawalan ketat petugas kepolisian.
Tidak Bisa Ditunda
Ida Dalem Smara Putra menjelaskan, sebenarnya pelebon almarhum Tjokorda Gde Agung rencananya dilaksanakan September 2019 lalu.
Hanya karena pandemi, upacara pelebon terhadap mantan Bupati Klungkung periode 1983-1993 itu dilaksanakan kemarin.
"Kami tidak bisa menunda lagi pelebon ini. Karena kami tidak tahu kapan pandemi berakhir. Sementara sebelum jenazah dipelebon, sesuai keyakinan kami tidak dapat lakukan upacara agama," ujarnya.
Dengan pertimbangan itu pihak puri tetap memutuskan pelebon dilaksanakan saat pandemi, walaupun prosesi menjadi sangat sederhana.
(eka mita suputra)