Corona di Bali
Ada Warga Terpaksa Makan Kucing, Komunitas Anti Lapar Denpasar Turun Tangan
Komunitas Anti Lapar yang terdiri dari anak-anak rantau yang ngekos di Kota Denpasar, membagikan paket sembako pada Sabtu (9/1/2021).
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ady Sucipto
LaporanWartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Komunitas Anti Lapar yang terdiri dari anak-anak rantau yang ngekos di Kota Denpasar, membagikan paket sembako pada Sabtu (9/1/2021).
Ketika ditemui, salah satu anggota Komunitas Anti Lapar, Bernadeta Mela Pratiwi, mengatakan bahwa semenjak memasuki pandemi Covid-19, pihaknya banyak melihat teman-temannya kehilangan penghasilan.
Bahkan ada beberapa orang yang sebelum pandemi memang pekerjaannya sudah kurang lancar, lalu memasuki pandemi bertambah tidak bagus lagi ekonominya.
Kunjungan wisata sangat drop saat pandemi, padahal ekonomi Bali sangat bergantung sektor pariwisata.
"Ada teman-teman yang awalnya punya penghasilan, ketika pandemi jadi tidak punya penghasilan sama sekali. Dan ada juga beberapa orang yang harus menumpang ke tempat kos temannya dikarenakan tidak memiliki uang untuk membayar kos.
Lebih parah lagi, ada beberapa orang yang menangkap kucing liar untuk dimakan," kata Bernadeta.
Baca juga: Cerita Jung Kumis Produksi Obat dan Hand Sanitizer Berbahan Dasar Herbal, Banyak Diburu Saat Pandemi
Baca juga: Ditangkap Saat Menempel Sabu di Jalan Teuku Umar Barat Denpasar, Taufik Terancam 20 Tahun Penjara
Baca juga: Gelar Cipta Kondisi di Kedonganan, Polresta Denpasar Dorong Masyarakat Patuhi Prokes dan Taati PSBB
Dari sanalah, kata Bernadeta, mulai muncul keprihatinan pada dia dan teman-temannya, karena orang-orang yang diantaranya terpaksa makan daging kucing tersebut, merupakan orang-orang yang mereka kenal.
Bernadeta dan kawan-kawannya pun mulai memikirkan bagaimana nasib orang-orang lain di luar sana yang belum pernah tersentuh bantuan.
Tak hanya memikirkan, mereka turun tangan dan muncullah Komunitas Anti Lapar itu.
Komunitas ini mulai bergerak mendistribusikan bantuan. Awalnya, mereka membagikan nasi sejumlah 20 bungkus.
Kemudian, ada beberapa donatur yang bersimpati dan ikut ulurkan bantuan, sehingga jumlah nasi bungkus yang didonasikan kepada orang-orang yang membutuhkan berjumlah ratusan bungkus.
Dalam satu hari, kini komunitas itu bisa membagikan hingga ratusan nasi bungkus.
Malahan, saat ini jenis bantuan sudah bertambah dan meningkat, yakni pembagian paket sembako.
Baca juga: Musim Penghujan, DLHK Denpasar Gencarkan Program Biopori, Sudah Ada 1000 Titik Biopori
Baca juga: Prihatin dengan Teman yang Konsumsi Kucing untuk Makan, Komunitas Anti Lapar Bagikan Sembako
Baca juga: Penghujung Tahun 2020, Polres Klungkung Bagikan Paket Sembako ke Pedagang Asongan di Pura Goa Lawah
Dari pengamatan Bernadeta, tempo hari ketika Kota Denpasar menerapkan PKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat), banyak warga masyarakat yang terdampak dan kian sulit sumber penghasilannya.