Berita Denpasar
Pecalang Minta WiFi di Lapangan Puputan Badung Dimatikan Karena Ada Yang Nongkrong Sampai Dini Hari
Dikarenakan hal itu, jika pemerintah memang melakukan penutupan fasilitas publik, harusnya WiFI yang ada di sana juga dimatikan.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pecalang Denpasar melaporkan bahwa pihaknya kerap menemukan masih ada anak-anak muda yang nongkrong di Lapangan Puputan Badung hingga dini hari.
Hal tersebut didapatinya saat melakukan patroli malam.
Bahkan sampai pukul 02.00 Wita mereka masih di sana dengan alasan mencari WiFi.
Komandan Regu Pecalang Denpasar, Made Sudiarta membernarkan hal tersebut.
“Kami tanya mereka yang nongkrong itu, dan mereka bilang nyari wifi. Padahal sudah jam 2 pagi dan masih dalam situasi pandemi Covid-19,” kata Sudiarta, Selasa (12/1/2021).
Baca juga: Perbedaan Vaksin Covid-19 SInovac, Sinopharm Dan Vaksin Dari Lainnya
Dikarenakan hal itu, jika pemerintah memang melakukan penutupan fasilitas publik, harusnya WiFI yang ada di sana juga dimatikan.
Karena hal ini juga mengundang kerumunan pencari WiFI.
Selain itu, fasilitas olahraga yang ada di lapangan Puputan Badung juga kerap menimbulkan kerumunan saat sore hari.
“Banyak yang berolahraga di sana. Olahraga memang tidak dilarang, tapi mereka berkerumun di sana kan sama saja. Bukannya sehat, malah bisa menularkan kasus,” katanya.
Pihaknya pun meminta agar pemerintah menyegel tempat olahraga yang ada di dalam lapangan.
“Perbanyak police line di fasilitas olahraga, agar jangan sampai ini menimbulkan kasus baru. Kan kita tidak tahu di antara mereka ada yang positif lalu menularkannya ke yang lain,” katanya.
Termasuk tempat bermain anak, apalagi kasus positif Covid-19 di Denpasar masih tinggi.
Pihaknya sebagai pecalang yang bertugas di lapangan hanya bisa memberikan imbauan namun tidak bisa melakukan tindakan apapun.
“Kami pecalang kan hanya bisa mengimbau. Setiap ada kerumunan kami datangi, kami imbau agar tidak berkerumun. Kadang mereka mau, tapi banyak juga yang melawan sehingga kami harus memberitahu dengan nada yang agak keras,” katanya.
Pihaknya pun berharap, pemerintah menugaskan petugas jaga di lapangan untuk memantau kerumunan masyarakat.