Berita Gianyar

PHR dan Pajak Hiburan Terjun Bebas, Kepala BPKAD Gianyar: Kita Optimalkan Sumber Pendapatan Lain

"Kita optimalisasi sumber-sumber PAD di luar sektor pariwisata, seperti retribusi pasar, parkir, perijinan, dan reklame," ujarnya.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Noviana Windri
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Wisatawan sedang memilih produk di Pasar Seni Sukawati, Gianyar, Sabtu (30/1/2016). 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari PHR dan Pajak Hiburan yang 'terjun bebas', menyebabkan Pemkab Gianyar harus bekerja keras untuk menyelamatkan keuangan daerah. 

Ketua BPKAD Gianyar, Ngakan Ketut Jati Ambarsika, Senin 1 Maret 2021 mengatakan, dikarena PHR dan Pajak Hiburan mengalami penurunan signifikan, pihaknya harus mencari opsi sumber pendapatan lain.

Beberapa opsinya adalah mengoptimalisasikan sumber-sumber PAD di luar sektor pariwisata, seperti retribusi pasar,parkir,perizinan dan reklame.

"Kita optimalisasi sumber-sumber PAD di luar sektor pariwisata, seperti retribusi pasar, parkir, perijinan, dan reklame," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga akan lebih memperketat pengawasan sumber PAD.

Baca juga: Gianyar Kehilangan Rp 85 Miliar Per Dua Bulan, Pendapatan Dari PHR dan Pajak Hiburan Terjun Bebas

Baca juga: Pemerintah Segera Buka Pintu Wisman, PHRI Bali: Itu Bawa Angin Segar Buat Kita

"Pengawasan terhadap sumber-sumber PAD secara intensif agar tidak terjadi kebocoran baik disengaja maupun tidak, seperti wajib pajak baru yang tidak mengerti regulasi perpajakan kita lakukan pendampingan," ujarnya. 

Sebelumnya diberitakan, Pajak Hotel dan Restoran (PHR) dan Pajak Hiburan yang menjadi ujung tombak Pendapat Asli Daerah (PAD) Gianyar terjun bebas dampak pandemi covid-19.

Saat ini pihak pemerintah tengah mencari solusi untuk keluar dari keterpurukan ini.

Data Badan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Gianyar yang diterima Tribun Bali, Senin 1 Maret 2021, penurunan tersebut sebagai berikut; Januari-Februari 2020, pendapatan Gianyar dari pajak hotel sebesar Rp 51 miliar lebih.

Sementara pada Januari-Februari 2021 hanya Rp 4 miliar lebih.

Sementara, pajak restoran per Januari-Februari 2020 sebesar Rp 30 miliar, sementara pada Januari - Februari 2021 hanya sebesar Rp 5,8 miliar lebih.

Sementara pendapatan dari sektor pajak hiburan, pada Januari - Februari 2020, Gianyar mendapatkan pemasukan sebesar Rp 13 milir lebih, namun pada Januari - Februari 2021 turun jauh ke angka Rp 670 juta lebih.

Dengan demikian, total penurunan PAD Gianyar dari PHR dan Hiburan sekitar Rp 85 miliar lebih.

Rinciannya, pada Januari - Februari 2020 PAD Gianyar dari sektor ini sebesar Rp 95 miliar lebih. Sementara di tahun ini hanya 10 miliar lebih.

Kepala BPKAD Gianyar, Ngakan Ketut Jati Ambarsika mengantakan, dengan kondisi seperti ini, tentu pihaknya akan mencari terobosan dalam memperbaiki kondisi ini.

Baca juga: Ketua PHRI Gianyar : Pariwisata Bisa Dibuka dengan Mencontoh Negara UEA

Baca juga: Badung Masih Harapkan Pendapatan dari PHR, 2021 Bapenda Target 2,3 Triliun 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved