Berita Jembrana

Jembrana Masih Bergantung ke Daerah Lain untuk Pasokan Cabai dan Bawang Merah

Harga komoditi untuk kebutuhan dapur, cabai dan bawang merah harganya mengalami lonjakan yang tinggi.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
(Tribun Bali/Rizal Fanany)
Ilustrasi cabai - Jembrana Masih Bergantung ke Daerah Lain untuk Pasokan Cabai dan Bawang Merah 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Harga komoditi untuk kebutuhan dapur, cabai dan bawang merah harganya mengalami lonjakan yang tinggi.

Hal ini, dipengaruhi oleh faktor pasokan dari luar daerah, baik Jawa maupun kabupaten lain yang rendah.

Jembrana sendiri masih bergantung ke daerah lain untuk pasokan dua kebutuhan dapur tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama mengatakan, memang untuk trend harga komoditi pangan yakni cabai dan bawang merah meningkat karena pasokan rendah.

Baca juga: Jalur Distribusi Terganggu, Harga Cabai di Bali Tembus Rp 110 Ribu per Kilogram

Baca juga: Jelang Nyepi, Harga Cabai di Jembrana Melambung Hingga Rp 100 ribu, Bawang Merah Rp 35 Ribu

Baca juga: Harga Cabai Rawit Melambung Tinggi Capai Rp 120 Ribu Per Kilogram, Padahal Normalnya Rp 30 Ribu

Hal ini diakibatkan curah hujan tinggi untuk daerah lain.

Sehingga produksi rendah, bahkan kemungkinan gagal panen.

Dan sebagai informasi bahwa Jembrana untuk komoditi tersebut masih tergantung pasokan daerah lain.

“Potensi kita relatif kecil. Paling bisa tanam 10-15 hektare setahun untuk cabai. Sedangkan bawang baru sebatas demplot (demonstrasi plot atau uji coba di lapangan),” ucapnya, Rabu 10 Maret 2021.

Dijelaskannya, untuk daerah penghasil cabai sendiri, di Jembrana, Bali, ada di beberapa daerah.

Misalnya saja, untuk tahun 2020 di Medewi, Yeh Anakan Banyubiru, SBK Pemangket Awen Timur, ada juga di Sbk Pangkung Jelepung II.

Kalau musim mendukung, maka ada di SB Tanggul Gintungan Tegal Cangkring.

“Untuk pasokan Nyepi maka itu kewenangan dari Koperindag ya,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Jembrana, I Komang Agus Adinata, mengakui setiap musim penghujan persoalan yang terjadi pasokan sejumlah komoditas kebutuhan pokok seperti cabai dan bawang kembali bermasalah.

“Produksinya minim dari Jawa, sedangkan distributor lebih memilih mengirim ke Jakarta dengan harga yang lebih mahal. Sehingga mau tidak mau kita di Bali mengikuti agar bisa dapat pasokan walau tidak banyak,” ungkapnya.

Sedangkan cabai dan bawang merah lokal di Bali, menurutnya, tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved