Berita Tabanan

Desa Adat Kota Tabanan Menggelar Ritual Mapepada, Melasti ke Segara

Sejumlah krama Desa Adat Kota Tabanan menggelar ritual Mapepada di areal Catus Pata Kota Tabanan, Jumat 12 Maret 2021.

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Suasana saat prosesi ritual Mepepada di Catus Pata Kota Tabanan, Jumat 12 Maret 2021 - Desa Adat Kota Tabanan Menggelar Ritual Mapepada, Melasti ke Segara 

"Melasti tetap kami ke segara (pantai) karena konsepnya adalah menyucikan pratima Ida kemudian ngamed Tirta Amertha Sanjiwani untuk negayudang segala keletehan. Itu konsep yang tidak bisa kita hilangkan, bahkan kita sudah berkoordinasi dengan para pemangku juga dan esensinya harus tetap diutamakan seperti itu," kata I Gusti Gede Ngurah Siwa Gentha.

Setelah prosesi Melasti, kata dia, dilanjutkan menggelar ritual Mepepada di Catus Pata.

Setelah itu ritual Tawur Kesanga di Catus Pata Kota Tabanan.

Pelaksanannya hampir sama dengan tahun sebelumnya, hanya jumlah peserta atau krama dibatasi.

Hanya dihadiri petinggi pemerintah, prajuru desa serta 10 majelis kecamatan serta dipuput oleh Ida Pedanda Griya Jumpung, Sesandan Wanasari, Ida Pedanda Budha dari Griya Jadi, Ida Rsi Bujangga Griya Tasik, Ngis Penebel serta Ida Pandita Empu Nabe Griya Pangkung Prabhu.

"Sesuai rencana dilaksanakan pukul 09.00 Wita yang akan diputut Sarwa Sadaka. Ada empat sulinggih besok yang muput," sebutnya.

"Astungkara dengan Tawur Kesanga ini, Covid-19 di Tabanan bisa menurun dan masuk ke zona hijau. Kami berkeyakinan dengan ritual ini Jagat Tabanan akan menjadi aman kembali seperti semula. Jika semua sudah sehat, astungkara pereknomian kembali pulih," harapnya.

Patuhi Protokol Kesehatan

I Gusti Gede Ngurah Siwa Gentha mengatakan, setelah prosesi Tawur Agung Kesanga juga akan dilaksanakan ritual Mebuu-buu untuk Nyatur Desa pada Hari Pangrupukan, Sabtu 13 Maret 2021.

Mabuu-buu merupakan ritual niskala untuk membersihkan lingkungan dari pengaruh buthakala.

Prosesi ini pada umumnya melakukan ritual serta membawa api obor, membunyikan kulkul serta alat bunyi-bunyian.

Ritual ini akan dilaksanakan pada saat sandikala sekira pukul 17.00-18.00 Wita. Secara umum kegiatan upacara atau ritual tidak ada yang ditiadakan, hanya cara pelaksanaannya yang berbeda.

"Nanti untuk Mabuu-buu kita libatkan dua mobil saja dengan Nyatur Desa. Ini dilakukan dengan jumlah peserta terbatas, sesuai dengan penerapan protokol kesehatan," katanya.

"Kami juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menjalani rangkaian hari raya Nyepi tahun ini dengan khidmat dan tetap mematuhi protokol kesehatan," ujarnya. (*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved