Berita Klungkung
Bupati Klungkung Akan Kumpulkan Pedagang Asongan Anak-anak di Klungkung, Coba Lakukan Pembinaan
Maraknya pedagang asongan berusia sekolah di Klungkung, Bali, menjadi perhatian Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Maraknya pedagang asongan berusia sekolah di Klungkung, Bali, menjadi perhatian Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta.
Ia pun akan segera mengumpulkan anak-anak tersebut, dan mencoba melakukan pembinaan secara persuasif ke mereka.
Selama beberapa bulan terakhir, anak-anak yang berjualan asongan di Klungkung marak muncul.
Mereka biasanya menjual tisu, ataupun jepit rambut di sejumlah ruas jalan di Klungkung.
Baca juga: Didominasi Anak-Anak, Satpol PP Klungkung Tertibkan Gepeng Berkedok Pedagang Asongan
Baca juga: Anggota Dewan Minta Pemkab Klungkung Tuntaskan Vaksinasi ke Pedagang Pasar
Baca juga: Pedagang Acung dan Pengamen Sebaiknya Dibina, Makin Banyak Beraktivitas di Kota Denpasar
Ironisnya sebagian besar dari pedagang asongan ini berusia anak-anak.
"Kalau malam di pasar senggol saja ada sekitar 30 orang lebih, dan kebanyakan anak-anak," ujar Ketut Wirama seorang pedagang di Pasar Senggol Klungkung, Bali.
Hal ini pun juga menjadi perhatian Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta.
Ia menyoroti kalangan pedagang asongan itu kebanyakan anak-anak usia sekolah.
Apalagi saat ini Klungkung merupakan kabupaten layak anak, sehingga hal ini harus dicari solusinya.
"Saya sempat tanya dan mereka mengaku putus sekolah dan ini yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Kami sadari, keadaan ekonomi memuat mereka malakukan seperti ini. Tapi kalau anak-anak sampai putus sekolah berjualan asongan seperti ini, juga tidak bisa kami biarkan," jelas Suwirta, Minggu 25 April 2021.
Suwirta pun berencana akan meluangkan waktu khusus, untuk mengumpulkan para pedagang asongan yang masih berusia sekolah ini.
Nantinya pendekatan secara persuasif akan dilakukan untuk membina mereka.
"Kita juga tentu punya perasaan, tidak serta merta menindak mereka. Pasti ada jalan keluar untuk membina mereka. Setelah saya tanya, mereka ini kebanyakan berasal dari Karangasem. Dalam waktu dekat ini saya akan bertemu Bupati Karangasem, dan sama-sama mencari jalan keluar dari masalah ini," jelas Suwirta.
Didominasi Anak-Anak, Satpol PP Klungkung Tertibkan Gepeng Berkedok Pedagang Asongan
Satpol PP Klungkung menertibkan gepeng (gelandangan dan pengemis) yang berkedok pedagang asongan, di seputaran Jalan Puputan Klungkung, Bali.
Mirisnya, gepeng ini sebagian besar masih anak-anak.
" Mereka itu gepeng sebenarnya, hanya kedok saja dengan berkedok pedagang. Mereka sekadar saja berjualan tisue, atau ikat rambutlah di jalanan," jelas Kasatpol PP dan Damkar Klungkung I Putu Suarta, Senin 19 April 2021.
Satpol PP saat itu mengamankan 8 orang gepeng, dan sebagian besar masih anak-anak. Bahkan ada yang masih bayi berusia 1 tahun, 8 bulan.
Baca juga: UPDATE Serangan Anjing Rabies di Desa Tihingan Klungkung, 7 Warga Terima VAR, 3 Anjing Dieliminasi
" Sebagian besar anak-anak. Yang paling besar tadi kami amankan berusia 28 tahun, dan ia mengajak bayi berusia 1 tahun 8 bulan. Kasian sekali bayi diajak di jalanan seperti itu," jelas Putu Suarta.
Menurutnya dirinya banyak menerima informasi di masyarakat, jika aktivitas gepeng berkedok pedagang asongan itu sudah cukup menganggu kenyamanan masyarakat. Terutama ketika mereka berkunjung sampai ke perumahan warga.
" Kami banyak juga menerima keluhan dari masyarakat, kalau mereka ini sampai ke rumah-rumah warga, dan membuat warga kurang nyaman. Jadi mereka sudah melanggar ketertiban umum," jelas Suarta.
Delapan gepeng berkedok pedagang asongan itu lalu dibawa ke Satpol PP Klungkung untuk didata identitasnya.
Mereka lalu diserahkan ke Dinas Sosial Klungkung, untuk dipulangkan ke daerah asal mereka melalui Dinas Sosial Karangasem.
" Mereka ini semuanya dari Karangsem. Sehingga Dinas Sosial Klungkung dan Karangasem nanti berkoordinasi untuk memulangkan mereka ke daerah asalnya," jelas Putu Suarta.(*).