Berita Bali
MDA Bali Beberkan Alasan Penutupan Ashram Khrisna Balarama, Singgung Sampradaya Non Dresta Bali
MDA Bali Beberkan Alasan Penutupan Ashram Khrisna Balarama, Singgung Sampradaya Non Dresta Bali
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Widyartha Suryawan
Lantas, mengapa pihak Krisna Balaram Ashram tidak diikutsertakan dalam rapat penutupan ISKCON tersebut?
Sukahet menyebut, jika pihaknya mendatangkan pihak Krisna Balaram, nantinya akan memunculkan stigma dari masyarakat bahwa aliran tersebut telah diterima di Bali.
"Ada sebuah fisiologis kalau kita ajak duduk bersama kita undang begitu ini, masalahnya di Bali sensitif. Selain itu nantinya akan beranggapan bahwa kita di Bali sudah mengakui keberadaannya, padahal sebenarnya kita di Bali Desa Adat dan Parisada sudah tidak mengakui lagi tinggal proses-proses lanjutan itu," kata dia.
Menurutnya, lebih baik yang mempertemukan mereka dengan pihak Ashram adalah para pejabat yang berwenang.
"Lebih baik jika ada yang ingin mempertemukan itu adalah Pemerintah langsung seperti Kementrian Agama atau Gubernur atau DPR. Itu kemungkinan Lebih baik disitu," tandasnya.
Tempat Belajar Bhakti Yoga
Pasca sidak yang dilakukan oleh prajuru Desa Adat Kesiman, Tribun Bali sempat mendatangi Ashram Sri Khrisna Balarama Mandir, di wilayah Padang Galak, Denpasar, Senin 19 April 2021.
Ketika itu, Tribun Bali bertemu Humas Ashram Sri Krishna Balarama Mandir, Wayan Suasta.
Dengan pakaian serba putih, Wayan Suasta menyapa Tribun Bali sembari mencakupkan tangan dan memberi salam.
Wajahnya tampak gusar, namun tetap berusaha tetap tenang meladeni media hingga pihak kepolisian yang datang silih berganti.

Suasta mengatakan, tak banyak yang ia bisa bagi ke media.
Sebab semuanya masih dalam tahap pembicaraan bersama. Sampai nanti didapatkan keputusan yang final.
"Kami mohon maaf, belum bisa memberikan keterangan apapun," tegasnya.
Ia menegaskan, secara garis besar keberadaan ashram itu adalah tempat belajar bhakti yoga.
Setelah selesai mempelajari pendalaman spiritual agama, peserta pun pulang ke rumah masing-masing.
"Ketika pulang kembali, mereka mengikuti adat istiadat setempat," jelasnya.