Berita Gianyar

Buat Relief Sejarah Desa, Desa Mas Gianyar Angkat Kisah Perjalanan Maharsi Agastya

Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali saat ini tengah membuat relief atau ukiran dinding di Pura Beji Dalem Jantur.

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Bupati Gianyar, Made Mahayastra menuangkan ukirannya di relief yang sedang dibuat di Pura Beji Dalem Jantur, Desa Mas, Ubud, Senin 17 Mei 2021 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali saat ini tengah membuat relief atau ukiran dinding di Pura Beji Dalem Jantur.

Selain untuk memperindah kawasan, hal ini juga sebagai salah satu upaya desa, dalam melestarikan seni ukir di desanya.

Sebab, ukiran pada relief tersebut dibuat langsung oleh seniman ukir desa setempat sebanyak 14 orang.

Pembuatan relief ini pun ditinjau langsung oleh Bupati Gianyar, Made Mahayastra, Senin 17 Mei 2021. 

Baca juga: Manfaatkan Potensi Lokal, Pemkab Gianyar Berdayakan Kuliner Lokal Desa

Perbekel Mas, Wayan Gede Darma Yuda, mengungkapkan, pembuatan relief ini merujuk pada arahan Bupati Gianyar untuk menata taman desa dengan dana yang diberikan sebesar Rp200 juta.

Dengan dana yang relatif banyak itu, pihaknya melihat potensi dari beberapa pura sangat cocok dibuatkan ukiran relief.

Berdasarkan kesepakatan bersama, diputuskan untuk memilih tempat yang akan dibuatkan ukiran relief.

“Pura Beji Dalem Jantur dipilih karena struktur batu yang ada di tebing menuju pura ini sangat cocok diisi ukiran berupa relief,” ujarnya. 

Baca juga: Sebulan Berlalu, Polres Gianyar Masih Selidiki Dugaan Perampokan Apotek di Batuan Gianyar

Lebih lanjut Darma Yuda mengungkapkan, bahwa ukiran relief ini terinspirasi dari ukiran yang berada di Pura Yeh Pulu dan Pura Goa Gajah.

Nantinya, kata dia, selain menjadi kebanggaan Desa Mas, pihaknya berharap relief ini akan menjadi daya tarik tersendiri untuk menggugah minat wisatawan berkunjung, tentunya setelah pandemi berakhir.

“Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Bupati Gianyar yang turun langsung melihat pembuatan ukiran relief ini, membuat masyarakat yang ikut berpartisipasi sangat merasa dihargai oleh pemimpinnya,” tandasnya.

Baca juga: Dinilai Sukses Kembangkan Padi Organik, 54 BPD Se-Gianyar Datangi Desa Sidan

Seorang tokoh warga, I Made Darma mengatakan, relief yang dibuat tersebut menceritakan perjalanan Maharsi Agastya.

Di mana perjalanan tersebut, merupakan cikal bakal nama dari Desa Mas.

Diceritakan Maharsi Agastya dan istrinya melaksanakan perjalanan.

Saat itu istri beliau sedang mengandung.

Di tengah perjalanan bayi yang dikandung lahir dan diberi nama Sang Brahmana Rare Sakti.

Kelahiran bayi tersebut sangat mengejutkan karena menggunakan pakaian lengkap dengan mengenakan genitri dan menggenggam bajra. 

Baca juga: Justru Jadi Pemicu Kekumuhan, Sejumlah Tong Sampah di Jalan Protokol Ditarik Pemkab Gianyar

Kemudian beliau melanjutkan perjalanan dan tiba di dataran yang cukup tinggi, di mana dataran tersebut banyak terdapat ilalang.

Pada saat itu kebetulan anak beliau terus menangis tanpa henti, dan ditancapkan tongkat beliau ke tanah karena merasa sedih melihat anaknya menangis.

Alhasil tongkat yang beliau tancapkan tumbuh cabang dan berdaun.

Pohon tersebut diberi nama Taru Ungu dan bunga dari pohon tersebut bersari emas. 

Baca juga: Pengamanan Sholat Id di Moshola Akobah Yappenatim 45 Gianyar, Kapolsek Bersyukur Berjalan Lancar

“Dengan pahatan yang menceritakan asal muasal terbentuknya Desa Mas, ke depannya membuat masyarakat ataupun anak muda yang melihat akan memahami terbentuknya dari desa mereka sendiri,” ungkap Darma. (*)

 
 Berita lainnya di Berita Gianyar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved