Berita Bali
Dukung Megaproyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Dikebut, Dewan Pastikan Jalan Tol Tak Bunuh UMKM
Rencana megaproyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi kini akan segera memasuki tahapan penetapan lokasi atau penlok.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Rencana megaproyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi kini akan segera memasuki tahapan penetapan lokasi atau penlok.
Terkait hal tersebut, Ketua Komisi III DPRD Bali, Anak Agung Adhi Ardhana menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh megaproyek tersebut untuk segera dikebut.
Ini karena menurutnya, mega proyek tersebut dinilai bakal membuat perputaran roda perekonomian di tengah masyarakat.
"Kalau saya melihat dari proses yang berjalan harus tetap diikuti. Yang namanya amdal harus diikuti, dan permasalahan yang timbul di masyarakat juga harus tetap diikuti," jelas dia, Rabu 19 Mei 2021.
Baca juga: Periode Lebaran 2021, Volume Lalu Lintas di Jalan Tol Bali Mandara Diprediksi Turun 15 Persen
"Logikanya ada pembangunan infrastruktur, apapun itu terpenting berjalan perputaran perekonomian. Termasuk di dalamnya pembebasan lahan, karena termasuk penggelontoran dana juga perputaran ekonomi terjadi di Bali," imbuhnya.
Politikus PDIP ini juga mengungkapkan bahwa pihaknya mendorong agar pemprov segera menuntaskan analisis dampak lingkungan (amdal) dan mempercepat penetapan lokasi (penlok).
Namun, ia mengingatkan agar dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan permasalahan baru, seperti perampasan hak-hak rakyat.
"Kami juga menekankan seandainya terjadi permasalahan- permasalahan terkait pura, terkait dengan beji saya dengar di bawah agar diselesaikan dengan baik. Kami mendorong pelaksanaan proyek ini sangat strategis bagi kita tanpa menimbulkan permasalahan," tegas Gung Adhi.
Baca juga: Proyek Tol Mengwi-Gilimanuk Masih dalam Pembahasan AMDAL, Pembangunan Belum Terlaksana Tahun Ini
Ia menambahkan bahwa dengan adanya jalan tol tersebut, justru akan mempersingkat jarak tempuh dari Gilimanuk ke Mengwi atau sebaliknya dari 3 jam menjadi 1 jam saja.
Efisiensi waktu ini menurutnya akan membuat perekonomian Bali semakin tumbuh dengan cepat, mengingat ongkos transportasi dan ekspedisi akan dipotong hingga setengahnya.
"Efisiensi waktu, jarak tempuh 1 jam Gilimanuk menuju Mengwi, jadi dua jam mengemat, karena 3 jam sebelumnya. Sangat efektif sekali," tandasnya.
Saat disinggung mengenai apakah dengan megaproyek tersebut akan membuat usaha kecil rakyat seperti warung-warung atau bengkel yang ada di jalur saat ini berangsur akan mati lantaran kendaraan dipastikan memilih jalan yang lebih cepat seperti yang terjadi di Jalan Tol Trans Jawa.
Baca juga: Tahapan Megaproyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Tunggu Revisi DPPT, Selanjutnya Penlok Segera Diproses
Ia menegaskan bahwa hal itu tidak perlu dikhawatirkan, sebab dengan adanya jalan tol tidak akan merugikan masyarakat.
Gung Adhi menyampaikan, lahan yang digunakan jalan tol merupakan lahan kosong.
"Sekarang kita lihat jalan tol pakai lahan-lahan yang ada, tentunya kosong. Kalau yang saya pahami, sebagian memang ada terkena (lahan produktif,red) masuk akal. Tapi pastinya terkait area dimana jalan keluar, itu didesain oleh masing-masing kabupaten/ kota," paparnya.
Sebab jalan keluar akan menjadi pokok pengembangan potensi ekonomi di masing-masing kabupaten/kota yang dilintasi jalur bebas hambatan tersebut.
"Meski terbatas, namun itu keluarnya nilai ekonomi. Termasuk saya sendiri menghitung adanya tol tidak rugi, masyarakat juga tidak rugi," tandasnya.
Ditambahkannya, dengan adanya warung-warung saat ini, tidak akan mungkin jalan tol memecah desa.
Dipastikan akan ada menuju jalan di seberangnya, baik dengan jembatan penyebrangan maupun jalan yang ada di bawah terowongan tol tersebut.
"Terkait warung itu, tidak mungkin jalan tol memecah desa. Pasti ada jalan menuju sebelahnya, karena exit tol sebagai pengembangan kabupaten di wilayah itu," sambungnya.
Begitu juga kalau membelah terkait lahan pertanian pasti ada jalan pertaniannya.
Ada jalan tinggi atau di bawah, intinya jalan masyarakat tidak mati.
"Karena itu memang harus dipertahankan, itu muncul dalam kajian lingkungan. Kalau jalan tol mematikan masyarakat itu tidak mungkin," ujarnya lagi. (*)
Berita lainnya di Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi