Berita Bali
Ketika Trio Clekontong Mas Bertualang dalam Dunia Pan Balang Tamak, Warga hingga Raja pun Kena Tipu
Ketika Trio Clekontong Mas Bertualang dalam Dunia Pan Balang Tamak, Warga hingga Raja Kena Tipu
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Film berjudul Pan Balang Tamak garapan grup lawak Clekontong Mas, tayang perdana di Dharmanegara Alaya, Lumintang Denpasar pada Kamis, 20 Mei 2021.
Sebagaimana aksi Clekontong Mas di atas panggung, film ini juga dipenuhi dengan komedi tanpa meniadakan cerita yang diangkat dari cerita rakyat Bali berjudul Pan Balang Tamak.
Kisah bermula dari Sokir yang sedang membaca buku cerita rakyat Bali berjudul Pan Balang Tamak sambil menikmati segelas kopi.
Kemudian datang dua orang temannya yakni Sengap dan Tompel yang mengejeknya.
Saat dilemparkan oleh salah satu dari mereka, tiba-tiba buku tersebut mengeluarkan asap dan menarik ketiga orang tersebut masuk ke masa lalu yakni ke dalam dunia Pan Balang Tamak.
Mereka bertiga pun bertualang menyaksikan kecerdasan dari Pan Balang Tamak yang mampu mempermainkan warga desa bahkan juga raja.
Selain memerankan diri mereka sendiri sebagai trio Clekontong Mas, dalam kisah ketiganya juga memerankan tokoh lain.
Baca juga: Kisah Clekontong Mas, Dibayar Rp 45 Juta Tampil Hanya 20 Menit, Kini Kembali Berjuang dari Nol
Sengap atau Jro Mangku I Nyoman Ardika memerankan Pan Balang Tamak, I Komang Dedi Diana atau Tompel memerankan tokoh raja, serta I Ketut Gede Rudita atau Sokir memerankan Jro Bendesa.
Juga ikut dua orang personel Clekontong Mas yakni Ni Kadek Somowati atau Luh Kembung memerankan Men Pan Balang Tamak, serta Ni Wayan Sirat atau Cablek berperan sebagai pedagang.
“Sebenarnya cerita Pan Balang Tamak sudah dikenal luas masyarakat Bali. Yang menjadi daya tarik bagimana Clekontong Mas memerankan dua sisi yang berbeda selain sebagai Clekontong Mas juga memerankan tokoh-tokoh dalam cerita,” kata Tompel saat diwawancarai di sela-sela pemutaran film ini.
Film ini bisa dianggap sebagai bondres yang diangkat dalam film dengan genre drama komedi.
“Namun tidak hanya kelucuan saja yang ditampilkan, tapi ceritanya kami garap serius seperti aslinya, mulai dari Pan Balang Tamak yang mengolok-olok warga desa, hingga saat mati karena dicetik raja pun Pan Balang Tamak tetap bisa mengolok-olok warga desa,” katanya.
Baca juga: Lebih Dekat dengan Clekontong Mas Balinese Art Production, Sebulan Bisa Pentas Hingga 40 Kali
Awalnya, film ini dibuat untuk diunggah ke Youtube, namun muncul keinginan menggarap lebih serius dalam kemasan yang lebih profesional.
Apalagi saat Covid-19 ini, pihaknya belum bisa maksimal pentas dari panggung ke panggung, sehingga dilakukan transformasi ke dunia digital.
Untuk shooting film ini dilakukan di tiga tempat yakni di Batubulan Kangin, Taman Ayun Mengwi serta di griya di Sibang Gede.
Untuk pengambilan gambar dilakukan dalam tiga hari secara penuh, sementara untuk editing memakan waktu selama tiga bulan.
Uniknya, selain pemain utama dari Clekontong Mas, penggarapan film ini melibatkan warga di lokasi shooting untuk ikut menjadi pemeran.
“Selain kami berlima dari Clekontong Mas, di lokasi ajak siapa yang mau ikut main film padahal mereka sama sekali tidak bisa main film. Sehingga di sana keunikannya, kita harus sabar, ada kelucuan dan dari yang tidak bisa main film menjadi bisa,” katanya.
Sebelumnya, Clekontong Mas juga telah menggarap film Clekontong Mas The Movie, akan tetapi dikarenakan masih dalam situasi pandemi Covid-19, film tersebut belum ditayangkan.
Sementara untuk film Pan Balang Tamak, setelah diputar di Dharmanegara Alaya, juga akan ada road show ke kabupaten lain di Bali.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa yang hadir dalam pemutaran perdana tersebut mengatakan hal ini merupakan salah satu bentuk dari ekonomi kreatif.
Yang awalnya dari panggung ke panggung bisa bertransformasi ke digital.
“Ini adalah salah satu hal yang cerdas seperti kecerdasan dari Pan Balang Tamak,” katanya.
Agus juga akan mengusahakan agar film ini bisa ditayangkan di bioskop lokal Bali.
“Kami akan terus memotivasi dunia film di Denpasar dan juga Bali. Karena kami juga melakukan pemutaran beberapa film di sini,” katanya. (*)
