Benjolan hingga Mulut Berbulu, Ini 1 Kondisi Kulit Yang Bisa Dialami Penderita HIV
Kondisi tersebut diantaranya sarkoma kaposi, sariawan dan herpes, disebabkan oleh kuman yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
TRIBUN-BALI.COM - Kenali kondisi kulit yang bisa terjadi pada penderita HIV/AIDS.
Ada kondisi tertentu yang umum terjadi pada penderita HIV/AIDS.
Kondisi tersebut diantaranya sarkoma kaposi, sariawan dan herpes, disebabkan oleh kuman yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Atas keadan tersebut mereka disebut infeksi "oportunistik".
Baca juga: Penyebab Benjolan di Bibir, Mulai Infeksi Virus Hingga Alergi
Adapun tanda yang lain, seperti fotodermatitis, dapat dikaitkan dengan peradangan yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif ketika dihidupkan kembali selama terapi obat antiretroviral atau karena obat itu sendiri.
Berikut adalah beberapa kondisi kulit yang lebih umum terkait dengan HIV/AIDS.
1. Moluskum kontagiosum
Ini adalah infeksi kulit akibat virus yang sangat menular yang dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak kulit ke kulit, dengan berbagi linen, atau hanya dengan menyentuh benda yang sama.
Moluskum kontagiosum menyebabkan benjolan berwarna merah muda atau daging pada kulit.
Pada orang dengan HIV/AIDS, wabah lebih dari 100 benjolan dapat terjadi.
Meskipun benjolan pada umumnya tidak berbahaya, mereka tidak akan hilang tanpa pengobatan jika Anda menderita AIDS.
Dokter Anda dapat memilih untuk membekukan benjolan dengan nitrogen cair (cryosurgery) atau menghancurkannya dengan laser atau salep topikal.
Perawatan umumnya akan diulang setiap 6 minggu atau lebih sampai mereka hilang.
2. Virus herpes
Beberapa jenis virus herpes umum terjadi pada orang dengan AIDS.