Berita Denpasar

Dikabarkan Kecelakaan, Ibu Gede Budiarsana Tidak Tahu Anaknya Menjadi Korban Pembunuhan di Denpasar

Duka mendalam dirasakan Ni Nyoman Sri Mini (65). Wanita asal Banjar Dinas Kubuanyar, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini terus menitihkkan air

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Ni Nyoman Sri Mini (tengah) menuturkan kenangannya bersama anak bungsungnya Gede Budiarsana, Sabtu 24 Juli 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Duka mendalam dirasakan Ni Nyoman Sri Mini (65). Wanita asal Banjar Dinas Kubuanyar, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini terus menitikkan air mata, kala mengingat kenangan bersama anak busungnya, Gede Budiarsana (34).  

Nyoman Sri sejatinya tidak mengetahui jika Gede Budiarsana menjadi korban pembunuhan di simpang jalan Subur - Jalan Kalimutu, Tegal Harum, Denpasar, Bali, Jumat 23 Juli 2021 kemarin.

Keluarga hanya menyampaikan jika anak ke limanya itu meninggal akibat kecelakaan, agar wanita paruh baya tersebut tidak syok. 

Baca juga: Budiarsana Meninggal Kena Tebas di Bali, Buntut Penarikan Motor, Tak Terkait Ormas & Etnis Tertentu

Namun mengetahui anaknya meninggal akibat kecelakaan saja, Nyoman Sri sudah sangat terpukul.

Dari pantauan di rumah duka Sabtu 24 Juli 2021, Nyoman Sri terlihat gemetar setiap mendengar sirine ambulans yang lalu lalang di depan rumahnya.

Ia mengira ambulans itu datang membawa jenazah anaknya.

Keluarga pun berusaha menghibur, dan mengatakan jika ambulans yang lalu lalang itu membawa pasien Covid. 

Baca juga: Setelah Wayan S, Polisi Tetapkan 5 Tersangka Lainnya Kasus Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar

Perlahan-lahan, Nyoman Sri kemudian menceritakan jika almarhum Gede Budiarsana bersama kakak ke empatnya Ketut Widiada alias Dolah (37) terakhir pulang ke Kubutambahan pada Rabu 21 Juli 2021 kemarin.

Almarhum pulang karena keluarga di kampung halamannya sedang ada upacara tiga bulanan.

Saat pulang itu lah, Nyoman Sri mengaku merasakan firasat aneh. 

Almarhum Gede Budiarsana minta kepada ibunya untuk dimasakan ayam goreng.

Namun almarhum justru merasa jika ayam goreng tersebut hambar.

Padahal menurut Nyoman Sri, rasa masakannya sudah asin.

Baca juga: BREAKING NEWS: Polisi Kini Tetapkan Enam Tersangka Kasus Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar

"Sebelum dia pulang (ke Kubutambahan) saya juga selalu kepikiran dia. Sampai ngepel saja tidak sempat. Terus di video call, saya tanya kapan pulang, tapi dia hanya dadah-dadah saja."

"Akhirnya setelah kemarin dia pulang, saya langsung disuapin sama dia, sampai habis satu piring," kenang Nyoman Sri sembari menitikkan air mata. 

Sementara keponakan almarhum, Kadek Benny Wandana (31) mengatakan, almarhum sempat pulang ke kampung halamannya di Banjar Dinas Kubuanyar pada Rabu 21 Juli 2021.

Ia pulang bersama kakak ke empatnya Dolah, yang juga menjadi korban dari kejadian tragis tersebut.

Almarhum bersama kakaknya itu berada di kampung halaman selama tiga hari.

Kemudian keduanya kembali lagi ke Denpasar pada Jumat 23 Juli 2021 untuk bekerja sebagai satpam di salah satu bar di kawasan Denpasar. 

Baca juga: Korban Pembunuhan di Jalan Subur Denpasar Sempat Jadi Satpam, Polisi: Pelaku Berinisial Wayan S

Namun nahas, saat balik ke Denpasar itu lah, keluarga tiba-tiba mendapatkan kabar jika Gede Budiarsana telah tewas di simpang jalan Subur - jalan Kalimutu, Tegal Harum, Denpasar.

"Kami lihat di grup wa, dan sosial media ada yang share foto KTP atas nama Gede Budiarsana. Saya awalnya belum berani memastikan apakah yang meninggal itu paman saya (Gede Budiarsana,red) atau bukan."

"Untuk lebih memastikan, ada keluarga yang berangkat ke RSUP Sanglah. Setelah dicek ternyata benar yang meninggal itu paman saya," terangnya. 

Benny pun menyebut, keluarga besar telah menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke polisi.

Pihaknya pun mengaku belum mengetahui secara pasti, kapan sekiranya jenazah Budiarsana akan dipulangkan ke Kubutambahan.

Sebab jenazah harus menjalani autopsi.

Baca juga: Breaking News: Warga di Jalan Subur Denpasar Digegerkan dengan Kasus Pembunuhan 

Namun Benny berharap  pemerintah bisa membantu ibu, serta istri dan tiga anak almarhum, yang saat ini masih tinggal ngekos di wilayah Denpasar.

Mengingat keluarga almarhum tergolong kurang mampu. 

 "Almarhum sebelumnya kerja jadi satpam di salah satu hotel di Denpasar. Karena pandemi, sempat dirumahkan selama satu tahun. Kemudian tiga bulan belakangan ini mulai dapat kerja lagi di salah satu bar, jadi satpam juga."

"Kami merasa sangat kehilangan. Dia kerja jadi satpam untuk menghidupi keluarga di Kubutambahan."

"Dia tulang punggung keluarga, setelah ayahnya delapan bulan lalu meninggal. Kami berharap pemerintah bisa membantu menyekolahkan tiga anaknya," ucapnya. 

Sementara disinggung terkait kondisi kakak almarhum Dolah, Benny menyebut saat ini sedang dalam pemulihan, pasca mengalami luka robek pada bagian kepala akibat terkena pecahan kaca helm.

"Kakaknya sudah pulang dari rumah sakit, tapi belum dibolehkan pulang ke Kubutambahan karena masih pemulihan. Mungkin pulang bersamaan dengan jenazah adiknya," tutupnya. (*)

Berita lainnya di Berita Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved