Berita Denpasar

Gunakan Lima Jenis Ayam, Pecaruan Panca Sata Digelar di Lokasi Pembunuhan di Denpasar

Gunakan Lima Jenis Ayam, Pecaruan Panca Sata Digelar di Lokasi Pembunuhan di Denpasar

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Putu Supartika
Banjar Sanga Agung, Desa Tegal Harum, Denpasar menggelar upacara pecaruan atau pembersihan Kamis, 29 Juli 2021. Pecaruan digelar di pertigaan Jalan Gunung Rinjani - Jalan Gunung Kalimutu, Denpasar, yang merupakan lokasi penebasan oleh debt collector hingga menewaskan satu orang pada Jumat 23 Juli 2021 lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Banjar Sanga Agung, Desa Tegal Harum, Denpasar menggelar upacara pecaruan atau pembersihan Kamis, 29 Juli 2021.

Pecaruan yang berlangsung sekitar pukul 09.40 Wita itu digelar di pertigaan Jalan Gunung Rinjani - Jalan Gunung Kalimutu, Denpasar.

Seperti diketahui, areal itu merupakan lokasi penebasan oleh debt collector yang menewaskan satu orang pada Jumat 23 Juli 2021 lalu.

Petugas keamanan baik pecalang maupun kepolisian turut melakukan pengaturan lalu lintar di tempat upacara.

Kelian Banjar Sanga Agung, I Gusti Nyoman Sukra mengatakan pecaruan yang digelar merupakan pecaruan panca sata.

Upacara digelar menggukan uang kas banjar dan sumbangan dari Perbekel Desa Tegal Harum.

“Karena kejadiannya ada di lingkungan banjar kami, makanya kami gelar upacara ini. Ini kami lakukan untuk memberikan rasa tenang kepada masyarakat kami,” kata Sukra.

Ia menambahkan, sebelum dilaksanakan upacara ini pihaknya telah menggelar rapat dengan prajuru banjar.

“Kami gelar rapat dengan prajuru banjar dengan PKK termasuk dengan Jero Mangku bagaimana teknis pelaksanaannya ini. Diputuskan dilakukan acara hari ini,” katanya.

Ia pun berharap kejadian seperti ini tak terulang kembali di wilayahnya.

Karena kejadian ini menyusahkan semua pihak.

“Harapannya semoga kejadian ini tidak terjadi lagi. Karena ini menyusahkan semua pihak,” katanya.

Jero Mangku yang muput upacara, AA Aji Mangku Sugiarta dari Jero Alangkajeng Pemecutan mengatakan caru panca sata ini menggunakan lima jenis ayam.

“Kenapa ayam, karena ayam merupakan simbol rajas dan dilakukan penyucian di segala arah,” katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved