Serba serbi
Lahir Tanpa Saudara hingga Wuku Wayang, Ini Alasan Mengapa Tumpek Wayang Jadi Hari Keramat
Tumpek Wayang sudah dikenal sejak dahulu, merupakan satu di antara hari suci yang keramat oleh umat Hindu di Bali.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
"Oleh sebab itu, Tumpek Wayang sangat disakralkan karena Tumpek Wayang adalah tumpek yang terakhir dalam pawukon," kata beliau.
Dalam lontar Kala Tattwa, Tumpek Wayang juga berhubungan dengan dalang samirana.
Baca juga: Dibalik Kelahiran pada Wuku Wayang, Ada Kisah Bhatara Rare Kumara yang Diselamatkan Seorang Dalang
Sebab dalang inilah yang akan menyelematkan kelahiran anak pada wuku khususnya Tumpek Wayang.
Termasuk menyelematkan yang lahir sendirian tanpa saudara atau disebut untag-antig.
"Maksudnya dalang membantu nyomia bhuta kala, tentunya dengan upakara dan upacara," jelas ida.
Dalam mitologi, konon Bhatara Kala tidak memiliki kaki dan tangan namun memiliki badan yang besar.
Bhatara Kala memakan hanya dengan mulutnya yang besar dan sangat sakti mandraguna.
Bhatara Kala adalah anak Dewa Siwa, yang lahir akibat kamanya jatuh ke samudera.
Untuk itu, ketika Bhatara Kala ingin diakui oleh Dewa Siwa. Ia meminta izin agar diberi makan.
Dewa Siwa pun menyanggupi, dan memberi izin Bhatara Kala memakan siapa saja yang lahir wuku Wayang.
Seorang putra Dewa Siwa bernama Dewa Kumara.
Dewa Siwa memastu Hyang Kumara agar tetap kecil sehingga tidak bisa dimangsa oleh Bhatara Kala.
Namun sebelum itu, Hyang Kumara sempat dikejar oleh Bhatara Kala dan ingin dimangsa. Dewa Siwa memberitahu Bhatara Kala, agar tidak sembarangan memangsa.
Bhatara Kala boleh memangsa orang yang berjalan saat matahari di atas kepala atau tengai tepet.
Kemudian boleh memangsa saat seseorang berkeliaran, tatkala matahari akan tenggelam atau sandya kala.