Berita Tabanan

BRSU Tabanan Telah Jalankan Tindakan Operasi Pasien Umum, Pasokan Oksigen Mulai Tercukupi

BRSU Tabanan saat ini telah melalukan tindakan operasi secara normal. Sebab, sebelumnya untuk operasi yang bersifat tidak urgent terpaksa ditunda

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Karsiani Putri
Istimewa
Direktur BRSU Tabanan (Kanan), dr Nyoman Susila saat menerima bantuan tabung oksigen konsentrator oleh Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya belum lama ini 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - BRSU Tabanan saat ini telah melakukan tindakan operasi secara normal.

Sebab, sebelumnya untuk operasi yang bersifat tidak urgent terpaksa ditunda sementara karena terjadinya kelangkaan oksigen.

Dalam dua pekan terakhir ini, pasokan oksigen saat ini diklaim telah mulai tercukupi.

Pasokan juga dipenuhi oleh sumbangan sejumlah perusahaan dalam hal ini CSR.

Menurut Dirut BRSU Tabanan, dr Nyoman Susila, sejauh ini atau sekitar dua pekan lalu pasokan oksigen mulai terpenuhi.

Sehingga, pasokan yang aman membuat pihak rumah sakit tak lagi menunda pelaksanaan operasi yang bersifat tidak urgen. 

"Tidak ditunda lagi, sudah berjalan lagi. Tapi, setiap hari kami infokan kondisi ketersediaan oksigen," ungkap dr Susila Kamis 19 Agustus 2021. 

Dia melanjutkan, kondisi ini sudah dialami sejak 12 hari terakhir.

Artinya pasokan oksigen dalam 12 hari terakhir terbilang aman. 

"Sejak 12 hari terakhir ini aman," tandasnya.

Kepala Bidang Penunjang Non Medis BRSU Tabanan, dr Wayan Doddy Setiawan melanjutkan, kondisi pasokan saat ini terbilang tercukupi.

Selain pasokan dari rekanan, pihak rumah sakit juga menerima bantuan dari sejumlah perusahaan dalam hal ini CSR.

"Untuk dua minggu terakhir ini sudah terbilang lancar artinya tidak sampai kosong," kata dr Doddy terpisah.

Dia menyebutkan, kebutuhan oksigen medis setiap hari mencapai 1.500 meter kubik atau rata-rata 60 meter kubik per jam.

Kebutuhan rata-rata tersebut terhitung meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pasien yang membutuhkan.

Pasien yang dimaksud adalah seperti pasien cuci darah, pasien umum lainnya yang memerlukan tindakan operasi, serta pasien Covid-19 yang kadar oksigen dalam tubuhnya rendah. 

"Rata-rata hingga 60 meter kubik per jam, tinggal dikalikan 24 jam saja. Kemudian kebutuhan juga meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pasiennya," jelasnya.

Menurut dia, sebagian besar bantuan oksigen yang datang dalam bentuk cair.

Sementara pasokan oksigen dalam kemasan tabung tetap rutin didrop oleh rekanan.

Kemudian pihak rumah sakit juga sudah bersiap untuk melakukan stok untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan stok nantinya. 

"Kalau tabung stoknya masih ada. Cukup memadai. Ini dipakai untuk jaga-jaga bila yang cair habis," tandasnya. 

Karena terjadinya kelangkaan oksigen, pihak rumah sakit harus benar-benar memanfaatkan pasokan oksigen dengan sangat selektif.

Rumah Sakit Tabanan telah mengumumkan bahwa pasokan oksigen ini diprioritaskan untuk pasien yang tergolong emergency dan urgent. 

"Selain pasien positif, kita juga utamakan untuk pasien yang urgent. Kalau untuk pasien emergency sudah pasti langsung diambil tindakan," kata dr Susila belum lama ini.

dr Susila menjelaskan, untuk tindakan yang direncakanan ada dua, yakni urgent dan tidak urgent.

BACA JUGA: Tabanan Sediakan 536 Bed untuk Pasien OTG dan Gejala Ringan, 4 Lokasi Isoter Sudah Disediakan

Misalnya, untuk pasien urgent ini seperti pasien yang patah tulang tertutup kan tidak harus diambil sekarang.

Namun, jika terlalu lama tidak diambil tindakan bisa menyebabkan terjadi komplikasi sehingga harus diambil tindakan.

"Yang urgent diambil langsung, contohnya seperti patah tulang tertutup itu. Jika tidak diambil akan berisiko nantinya," jelasnya. 

BACA JUGA: Kisah Sri Rintis 'Kripik Biru' yang Populer di Bali, Khas Berbahan Kepala dan Leher Ayam

Kemudian untuk yang tidak urgent, kata dia adalah pasien dengan penyakit yang tidak menimbulkan keresahan apa-apa.

Misalnya, ketika seseorang menderita tumor lemak, hernia, dan beberapa penyakit lainnya.

Artinya, penyakit tersebut masih bisa ditunda penanganannya sehingga nanti akan dijadwalkan ulang.

"Nah contohnya hernia yang tidak nantinya menimbulkan risiko akan dijadwalkan ulang. Termasuk juga kanker lemak itu nanti sama," imbuhnya. 

dr Susila memohon kepada masyarakat agar memaklumi kondisi saat ini dan mari bersama-sama untuk mencegah penularan dengan penerapan prokes yang ketat. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved